Abdul Wahid Gubernur Kedua Era Prabowo yang Ditangkap KPK


Jakarta, CNN Indonesia

Komisi Pemberantasan Pencurian Uang Negara (KPK) menangkap Gubernur Riau, Abdul Wahid dalam operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah tersebut pada Senin (3/11).

KPK belum mengungkap detail kronologi penangkapan dan dugaan keterlibatan Abdul Wahid dalam kasus tersebut. Meskipun demikian, Abdul Wahid diduga tersangkut kasus suap terkait proyek di Dinas PUPR.

“Info sementara begitu (terkait proyek Dinas PUPR). Detailnya menunggu hasil dan laporan dari tim lapangan,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/11).



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total ada 10 orang yang dijaring dalam OTT KPK. Selain Abdul Wahid, KPK turut menangkap Kepala Dinas PUPR-PKPP Muhammad Arief Setiawan dan Sekretaris Dinas PUPR-PKPP Ferry Yunanda.

Mereka Pada Pada saat ini masih dalam pemeriksaan intensif di gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Penyidik memiliki waktu 1×24 jam sejak OTT Sampai sekarang menetapkan status mereka.





“Pada Pada saat ini, atau sampai dengan Pada Pada saat ini, ada sekitar Sebanyaknya 10 orang yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (3/11).

Dalam operasi senyap yang dilakukan KPK itu, tim penindakan Sudah menyita Sebanyaknya uang pecahan Mata Uang Nasional dan mata uang asing. Meskipun demikian, KPK, belum menyampaikan total nilainya.

OTT gubernur kedua

Penangkapan Abdul Wahid menjadikannya gubernur kedua yang terjaring OTT KPK dalam setahun pemerintahan Pemimpin Negara Prabowo Subianto sejak 20 Oktober 2024.

Sebelumnya, KPK sempat menjaring Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam OTT pada 23 November 2024 dan ditetapkan sebagai tersangka sehari kemudian.

Ia kala itu menjadi tersangka dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu saat kepemimpinan KPK sebelumnya di bawah Nawawi Pomolango.

Sementara, selama setahun pemerintahan Pemimpin Negara Prabowo, KPK total Sudah menangkap empat kepala daerah, dan satu di antaranya Pj wali kota. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah kala itu menjadi yang pertama sebagai kepala daerah yang OTT dan menjadi tersangka.

Tak sampai sebulan, KPK menangkap Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa dalam OTT pada 2 Desember 2024 terkait kasus penggunaan uang bendahara di daerah Pekanbaru untuk pengadaan barang dan jasa fiktif.

Ketiga, OTT terhadap Bupati Kolaka Timur Abdul Azis pada 7 Agustus 2025 dalam kasus dugaan Pencurian Uang Negara proyek pembangunan RSUD Kolaka Timur. Terakhir atau keempat, OTT terhadap Gubernur Riau Abdul Wahid.

Pemimpin Negara Prabowo Subianto sempat mengingatkan para kepala daerah yang baru Terfavorit pada Pemilihan Kepala Daerah 2024 untuk tidak mengkhianati rakyat dengan melakukan Pencurian Uang Negara.

Prabowo mengaku Sudah menyampaikan itu langsung kepada para kepala daerah Terfavorit, termasuk dari internal partainya. Prabowo mengaku tak Berencana segan-segan untuk turun tangan langsung menindak mereka yang mengkhianati rakyat.

“Ini semua saya sampaikan kepada yang menang-menang, gubernur, wali kota, bupati. Tanya mereka apa yang saya sampaikan waktu mereka menang, selamat kau menang. Jadi pemimpin baik. Jangan Pencurian Uang Negara. Itu saya sampaikan,” kata Prabowo dalam pidatonya di HUT Golkar, Kamis (12/12). 

(thr/isn)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version