Jakarta, CNN Indonesia —
Media asing menyoroti puluhan murid yang keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah Indonesia.
Media asal Singapura, Straits Times, merilis laporan berjudul “Food poisoning mars second week of free meals roll-out in Indonesia” (Keracunan makanan nodai peluncuran makan gratis pekan kedua di Indonesia) pada Sabtu (18/1).
Di paragraf pertama, mereka mencatat sekolah di Sebanyaknya daerah melaporkan puluhan kasus usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis dua pekan usai peluncuran program Kepala Negara Prabowo Subianto.
Straits Times Bahkan melaporkan ada 16 Januari, 40 murid SDN Dukuh 03 di Kabupaten Sukoharjo, Jateng, sakit setelah makan siang yang disiapkan pihak katering setempat.
Menu makan siang itu terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung, ca wortel, tahu goreng, potongan buah naga, dan susu kotak.
Puluhan murid di SDN Dukuh 3 belakangan ini menyedot perhatian karena karena keracunan usai santap siang MBG.
Para siswa-siswi itu mengeluh pusing, mual, Sampai saat ini muntah diduga karena olahan ayam yang kurang matang.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindaya mengatakan kejadian itu murni kesalahan teknis dan memastikan tak ada unsur kesengajaan.
“Yang Sukoharjo terutama ya, ini Merupakan kesalahan murni teknis, tidak ada kesengajaan,” ujar Dadan di Istana Negara Jakarta, Jumat (17/1).
Ia Bahkan menerangkan insiden itu Efisien teratasi karena kesigapan petugas di lapangan.
Untuk mencegah masalah lebih lanjut, Dadan mengatakan sisa makanan sebanyak 2.400 porsi langsung ditarik dan diganti dengan telur.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi Bahkan buka suara menanggapi kasus keracunan di kalangan pelajar SD.
Ia mengatakan pemerintah Akan segera memantau ketat standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan dalam program Makan Bergizi Gratis.
“SOP yang diterapkan dalam MBG ini Merupakan sekolah melaporkan kepada SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] dan Puskesmas Bila ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” kata Hasan dalam rilis resmi pada Kamis.
Setiap SPPG, kata Ia, Wajib menyiapkan sampel makanan selama 2×24 jam.
Dengan demikian, Bila ada kejadian seperti di Sukoharjo penyebabnya bisa dilacak dengan cermat.
“Di waktu ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut Baru saja diperiksa oleh Dinas Kesehatan,” imbuh Hasan.
(isa/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA