Bisnis  

Apit, Yerremia dan Cerita Miris di Balik 1,01 Juta Sarjana RI Nganggur

Jakarta, CNN Indonesia

Apit terbangun karena dering notifikasi ponselnya di suatu pagi. Matanya yang masih berat melirik layar ponsel.

Ratusan pesan masuk ke akun kafe miliknya.

Pesan masuk setelah sehari sebelumnya, Abraham and Smith, kafe milik Apit mengumumkan lowongan kerja via Instagram dan TikTok; mencari dua perempuan untuk mengisi posisi kasir dan barista.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak sampai 24 jam, akun media sosial kafe spesialis burger di Bandung itu meledak. Postingan lowongan di TikTok dilihat ratusan ribu orang.

Hampir 1.000 pesan masuk lewat direct message (DM), mulai dari menanyakan lowongan Sampai sekarang kirim CV.



Apit tak menyangka Usaha kecil-kecilannya begitu diminati para pencari kerja. Dan yang lebih mengejutkan, saat Ia cek pelamar secara singkat, ternyata banyak sarjana yang ikut antre melamar.

Mereka jebolan kampus ternama, seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Sampai Pada Saat ini Bahkan aja DM yang belum dibaca masih 900-an. Masih nambah terus Sampai Pada Saat ini Bahkan. Ada, ada sarjana,” kata Apit kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/7).

Pemilik nama lengkap Hafizd Mukti Ahmad itu Kesimpulannya hanya mampu mewawancarai sekitar 30 orang pelamar, yang lima di antaranya Merupakan lulusan S1. Ia memilih kandidat pelamar yang tinggal di sekitar Bandung Supaya bisa dekat dengan kafe.

Saat mewawancarai pelamar, Apit terkejut dengan cerita para sarjana. Mereka terpaksa melamar di posisi kasir dan barista karena butuh.

“Rata-rata mereka butuh aja. Katanya kalau ada yang lebih baik sih, mereka pilih yang lain. Anak-anak ini cuma enggak punya kesempatan aja karena lowongan enggak ada,” ucap Apit.

Meski begitu, Apit Kesimpulannya tidak merekrut para sarjana. Apit mengaku tak tega mempekerjakan para sarjana dengan gaji yang lebih rendah dari biaya kuliah satu semester.

Para pelamar berpendidikan S1 itu mengharapkan gaji Rp5 juta Sampai sekarang Rp6 juta.

Kafe burger Apit baru bisa Menyajikan gaji pokok sekitar Rp3 juta. Pendapatan karyawan kafe itu bisa mencapai Rp4 juta per bulan bila Pernah ditambah biaya layanan dan tip.

Tak hanya Apit, kisah serupa Bahkan diceritakan Mugni Fikri Alkamil, seorang pengusaha pengelolaan properti. Setahun ke belakang, Renjana Enterprise-perusahaan Mugni-membuka lowongan.

Mereka butuh karyawan baru karena Pada Saat ini Bahkan sedang ekspansi Usaha. Renjana mengelola guest house Sampai sekarang hunian di Bandung, Yogyakarta, Makassar, Bulukumba, dan Ubud.

Ia menyebut hampir 100 orang mengajukan lamaran untuk lima posisi manajemen. Itu belum termasuk pelamar-pelamar di posisi lain, seperti sopir dan tukang masak.

Padahal, Mugni hanya mengumumkan lowongan lewat kanal-kanal media sosial pribadinya.

Mugni bercerita sebagian pelamar berlatar pendidikan S1. Mereka tak masalah mendapat posisi nonmanajemen dan mendapat gaji pokok sekitar Rp1,8 juta Sampai sekarang Rp2 juta per bulan.

“Staf masak di rumah itu sarjana pendidikan Bahasa Inggris dari Yogyakarta. Jadi kita punya dapur pusat yang supply makanan ke guest house Renjana,” ucap Mugni.

“Bahkan driver pun Bahkan kami nyarinya dari Threads dan sarjana Bahkan yang daftar, sarjana Universitas Negeri Yogyakarta jurusan pendidikan alternatif,” katanya.

Mugni berkata tidak membatasi latar pendidikan ataupun usia saat membuka lowongan. Ia menilai kandidat pekerja dari kemampuan dan komitmen bekerja sama untuk jangka panjang.

Mondar-mandir melamar

Yerremia Yohanes yang menempuh pendidikan tata boga di Politeknik Pariwisata NHI Bandung mengatakan lulusan perguruan tinggi dan politeknik sepertinya Pada Saat ini Bahkan memang tidak punya pilihan untuk bekerja dengan hasil yang baik.

Ia bercerita Pernah berusaha mencari pekerjaan dengan melamar ke beberapa hotel besar di Bandung. Bahkan, upaya ia lakukan sebelum ia menyelesaikan pendidikannya.

Ia Pernah sampai tahap wawancara saat melamar di salah satu hotel besar di Bandung. Nanti akan tetapi, nasib belum mengantarnya diterima bekerja di tempat itu.

“Iya, aku sempat cobain masuk walking interview gitu. Emang susah, kalau emang enggak ada kenal orang dalam tuh,” ujar Yerremia.

Keadaan tambah rumit bagi Yerremia karena Ia tak bisa ikut wisuda Mei ini karena faktor ekonomi. Ada tunggakan yang Dianjurkan Ia lunasi sebelum bisa mendaftar wisuda dan mendapatkan ijazah.

Di tengah kekalutan itu, Ia diperkenalkan oleh rekannya ke Apit. Apit pun merekrutnya untuk bekerja Membantu di dapur.

Tak punya pilihan, Yerremia pun memilih menerima pekerjaan itu walau dengan upah beda tipis dengan UMK Bandung.

Yerremia sadar memang bekerja di kafe bukan posisi ideal bagi lulusan NHI. Justru, Ia punya impian untuk bekerja di restoran besar suatu hari nanti.

Untuk Pada Saat ini Bahkan, Ia ingin fokus menata karir di tempat Apit. Yerremia menilai kesempatan kerja itu sekalian menjadi wadah baginya menguji hasil belajarnya.

“Jadi aku coba membangun dulu Abraham and Smith, biar aku punya CV yang bagus. Siapa tahu entar keluar dari sini, bisa keterima di tempat yang lebih gede dan gaji lebih gede,” ucap Yerremia.

Cerita Apit dan Yeremia sejatinya bukan isapan jempol. Keberadaan pengangguran bergelar sarjana sejatinya Pernah diakui pemerintah.

Data yang dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli beberapa waktu lalu menunjukkan ada 7,28 juta orang menganggur.

Dari jumlah itu, sekitar 1,01 juta di antaranya lulusan S1.

Apalagi, pengganguran terdiri dari 177 ribu diploma, 1,62 juta lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2,03 juta lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 2,42 juta lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025 Bahkan mencatat ada 7,28 juta orang menganggur Februari 2025. Justru, komposisinya berbeda.

BPS menyebut sekitar 760 ribu pengangguran Merupakan lulusan diploma IV, S1, S2, dan S3. Sekitar 174 ribu orang pengangguran Merupakan lulusan diploma I/II/III.

Catatan lainnya dari BPS Merupakan 2,6 juta orang pengangguran lulusan SD, 1,5 juta orang lulusan SMA, 1,3 juta orang lulusan SMP, dan 935 ribu orang lulusan SMK.

Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar melihat ada dua sumber masalah di balik Kejadian Berkelas 1 juta sarjana menganggur. Pertama, masalah di sisi permintaan tenaga kerja.

Ia melihat lesunya ekonomi membuat daya serap perusahaan terhadap tenaga kerja menurun. Pada saat Pada saat yang sama, jumlah pencari kerja terus bertambah.

“Ini tugas pemerintah bagaimana lapangan-lapangan kerja dibuka. Kalau kita punya orang-orang SDM yang jago Bahkan, kalau lapangan kerjanya enggak dibuka, tidak bisa,” kata Timboel.

Ia berpendapat pemerintah Dianjurkan segera membenahi iklim usaha Supaya bisa Penanaman Modal mengalir masuk. Manakala hal itu terjadi, lapangan kerja Nanti akan terbuka.

Persoalannya, pemerintah belum bisa menciptakan iklim kondusif bagi para investor. Timboel menyoroti Penyuapan dan pungli yang membebani para pemodal.

Faktor penghambat lainnya Merupakan minim insentif bagi investor. Ia menyarankan pemerintah Menyediakan lahan dan aset gratis untuk menarik investor. Jadi, mereka tak Wajib terbebani membeli lahan untuk berbisnis di Indonesia.

[Gambas:Photo CNN]

“Hapus premanisme, hapus pungli. Ingin masuk sini, kita fasilitasi. Dianjurkan berani. Vietnam itu negaranya ikut ngurus begitu,” ujarnya.

Sumber masalah kedua Merupakan perguruan tinggi yang tidak mampu mencetak lulusan siap kerja. Ia melihat ada ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dengan pendidikan di perguruan tinggi.

Timboel mengatakan banyak sarjana yang kemampuan dasar operasi Microsoft Word dan Excel saja tidak bisa. Belum lagi menyoal kemampuan-kemampuan tingkat lanjut seperti bahasa asing dan teknologi.

Untuk jangka panjang, Ia menyarankan pemerintah mengkaji ulang program vokasi di perguruan tinggi. Sementara itu, untuk jangka pendek pemerintah bisa membenahi program Kartu Prakerja.

Ia mengusulkan penambahan anggaran untuk program ini. Biaya pelatihan Rp3,5 juta per orang dinilai belum bisa membekali kemampuan yang diminati industri Pada Saat ini Bahkan.

Selain penambahan anggaran, Prakerja Wajib diselaraskan dengan perguruan tinggi. Ia menyarankan mahasiswa-mahasiswa semester akhir diikutkan ke program Prakerja sehingga saat lulus punya modal kemampuan tambahan.

“Kartu Prakerja Dianjurkan berkolaborasi dengan perguruan tinggi setelah ada masukan dari Komite Vokasi tentang apa pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan sehingga Ia bisa menjawab kebutuhan industri,” kata Timboel.

[Gambas:Video CNN]



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version