Ukraina Kecam Pemutaran Sinema Pertempuran Rusia di Venice: Propaganda


Jakarta, CNN Indonesia

Tokoh Kearifan Lokal Sampai saat ini politisi Ukraina pada Jumat (6/9) mengecam pemutaran Sinema dokumenter Pertempuran karya pembuat Sinema Rusia-Kanada di Venice International Sinema Perayaan Seni, karena dinilai sebagai propaganda.

Anastasia Trofimova mempersembahkan Sinema bertajuk Russians at War di Perayaan Seni Sinema Venesia. Sinema itu dibuat setelah ia bergabung batalion Rusia saat mereka maju melintasi Ukraina timur usai Moskow melancarkan invasi pada Februari 2022.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemutaran di Perayaan Seni bergengsi tersebut memicu kemarahan di kalangan Kearifan Lokal dan politik Ukraina terhadap apa yang dianggap banyak orang sebagai Sinema pro-Kremlin yang berusaha menutupi dan membenarkan serangan Moskow.

Kepala staf Kepala Negara Ukraina Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak mengatakan bahwa “memalukan” saat sebuah “Sinema propaganda” ditayangkan.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, ia mempertanyakan alasan “Anastasia Trofimova, serta beberapa tokoh Kearifan Lokal Rusia lainnya, negara yang membunuh warga Ukraina, anak-anak kita setiap hari — dapat bekerja di dunia yang beradab.”

Sementara itu, Trofimova mengatakan ia hanya ingin menunjukkan “ada orang-orang biasa” bertempur untuk Rusia, dan Sinema dokumenternya membantah anggapan Barat bahwa semua tentara Rusia Merupakan penjahat Pertempuran.

“Saya ingin menjelaskan bahwa produksi Kanada-Prancis ini Merupakan Sinema antiperang yang dibuat dengan risiko besar bagi semua yang terlibat, terutama saya sendiri,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada AFP.

Seorang jurnalis AFP yang menonton Sinema tersebut mengatakan bahwa para tentara yang digambarkan tampaknya tidak tahu alasan mereka dikirim ke garis depan peperangan.

Mereka ditunjukkan berjuang untuk membuat senjata era Soviet dapat digunakan, sementara yang lain merokok terus-menerus dan menenggak alkohol di tengah kematian dan luka-luka rekan-rekan mereka.

Sekalipun bagi Daria Zarivna, seorang aktivis sosial Ukraina dan penasihat Yermak, Sinema tersebut diyakini berusaha untuk “membenarkan militer Rusia, yang secara langsung bertanggung jawab atas kejahatan terhadap rakyat Ukraina”.

Ia Bahkan menuduh Trofimova melakukan “pembungkaman terang-terangan atas kejahatan Pertempuran dan upaya untuk mengaburkan batas antara korban dan agresor”.

Tokoh-tokoh terkemuka di sinema Ukraina Bahkan mengecam Sinema dokumenter tersebut.

“Sinema ini Kemungkinan menyesatkan Anda dengan menganggapnya sebagai Sinema antiperang, Sinema yang mempertanyakan rezim Pada Di waktu ini di Rusia,” kata Darya Bassel, seorang produser yang menonton Sinema tersebut di Perayaan Seni tersebut, dalam sebuah posting Facebook.

“Sekalipun, apa yang saya saksikan Merupakan contoh utama propaganda Rusia murni,” katanya.

Ia mengatakan Sinema tersebut menampilkan tentara yang mengulang narasi Kremlin palsu tentang Ukraina sebagai “Nazi.” Sehingga, ia menuduh Trofimova mengabaikan agresi Rusia terhadap Ukraina sejak 2014.

Iryna Tsilyk, seorang pembuat Sinema Ukraina, menyebut apa yang ia katakan sebagai upaya Trofimova untuk mempromosikan pesan pro-perdamaian sebagai “muntahan.”

Ia Bahkan mengkritik penyelenggara Venesia karena memilih untuk menampilkan “sesuatu yang sangat bau.”

Menurut situs web Trofimova, ia sebelumnya Sebelumnya membuat Sinema dokumenter di Suriah, Irak, dan Republik Demokratik Kongo yang Sebelumnya disiarkan di televisi RT milik pemerintah Rusia, yang Sebelumnya terkena Hukuman dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Trofimova pun kembali membantah anggapan menyebar propaganda melalui Sinema tersebut. Menurutnya, tudingan tersebut begitu menggelikan.

“Anggapan bahwa Sinema kami Merupakan propaganda menggelikan mengingat saya Hari Ini berisiko dituntut secara pidana di Rusia,” kata Trofimova dalam pernyataan tersebut.

“Saya sangat yakin bahwa invasi Rusia ke Ukraina tidak dapat dibenarkan, ilegal, dan mengakui keabsahan penyelidikan Lembaga Peradilan Kriminal Internasional atas kejahatan Pertempuran di Ukraina.”

(AFP/chri)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA