Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin pemerintah Akan segera melakukan program skrining atau cek kesehatan mental secara gratis bagi seluruh rakyat Indonesia, yang direncanakan Akan segera berjalan mulai Februari ini.
“Ini Merupakan program terbesar dari Kemenkes, Serta Kemungkinan salah satu dari pemerintah, karena cakupannya sampai 280 juta (orang). Akan segera dibicarakan waktu tepatnya, tapi rencananya memang Februari,” kata Budi di Jakarta, Minggu (2/2) seperti dikutip dari Antara.
Pada kesempatan itu, Budi mengatakan untuk tanggal resmi dimulainnya skrining kesehatan mental gratis bagi rakyat Indonesia, pihaknya Akan segera mendiskusikannya terlebih dulu dengan Kepala Negara RI Prabowo Subianto. Apalagi, pihaknya pun Akan segera berkoordinasi dengan semua kepala daerah di Indonesia.
“Saya Ingin menghadap Bapak Kepala Negara dulu, Pernah terjadi dapet jadwal minggu depan untuk diskusi kapan. Karena ini kan dilakukan di seluruh Indonesia serentak Harus koordinasi sama kepala daerah,” ujar Budi.
Budi mengungkap pemerintah Pernah terjadi menyiapkan 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk Membantu Membantu pemeriksaan awal kesehatan mental secara gratis tersebut.
Program tersebut diproyeksi menjadi program pemerintah terbesar yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Bahkan, katanya, melebihi program Imunisasi Pandemi gratis yang cakupannya mencapai sekitar 200 juta jiwa.
Skema dan tata Trik cek kesehatan mental gratis
Budi menerangkan secara singkat Supaya bisa warga Indonesia bisa ikut skrining atau cek kesehatan mental gratis yang rencananya bakal dimulai sejak Februari ini. Salah satu hal utama, kata Ia, warga Sangat dianjurkan memiliki Pada masa itu aplikasi yang dikelola Kemenkes Dikenal sebagai SATUSEHAT.
“Kalau dulu [masa pandemi] Pandemi ada aplikasi Peduli Lindungi, saya imbau Hari Ini untuk unduh aplikasi SATUSEHAT dari Hari Ini. Karena di sana bisa daftar, pilih puskesmasnya di mana dan waktunya kapan. Hasilnya pun nanti Akan segera dikirim secara digital lewat aplikasi SATUSEHAT,” kata Budi.
Budi menjelaskan skrining kesehatan mental gratis ini terbagi menjadi dua program Dikenal sebagai untuk usia sekolah dan di luar usia sekolah (di bawah maupun di atas usia sekolah).
Diagnosis mental untuk usia sekolah Akan segera dilakukan di sekolah setiap ajaran baru dimulai. Sementara di luar usia sekolah dapat melakukannya melalui aplikasi, diawali dari pendaftaran Sampai saat ini pemilihan jadwal skrining.
Budi menerangkan Di waktu ini Pemerintah RI Pernah terjadi menyiapkan 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik swasta yang tersebar di seluruh Indonesia untuk Membantu Membantu pemeriksaan awal kesehatan mental secara gratis tersebut.
Lebih lanjut, jadwal pemeriksaan untuk luar usia sekolah dilakukan pada tanggal ulang tahun tiap orang ditambah satu bulan.
“Waktu pemeriksaannya pada saat ulang tahunnya mereka plus satu bulan, jadi misal yang ulang tahunnya Januari Februari Maret itu boleh sampai April. Ketika datang ke fasilitas kesehatannya hanya bawa KTP,” jelas Budi.
Ia menjelaskan skrining Akan segera diberikan dalam bentuk kuesioner yang dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan jiwa atau mental.
Sangat dianjurkan dicatat, katanya, skrining tersebut merupakan pemeriksaan awal untuk mengungkap adanya indikasi gangguan kesehatan mental. Setelahnya, sambung Budo, diagnosis lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk mendiagnosa gangguan spesifik yang dialami.
Marak kasus kesehatan mental
Ia mengatakan alasan skrining gratis itu dilakoni, karena pemerintah RI Di waktu ini tengah menyoroti kasus kesehatan mental yang semakin marak di Indonesia, terutama pada anak-anak dan remaja.
“Data tahun 2023, 1 dari 10 rakyat Indonesia itu punya masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa. Dan isunya Merupakan, ini skriningnya tidak pernah dilakukan. Jadi mereka sendiri tidak tahu kalau Ia punya masalah kesehatan mental. Itu sebabnya program cek kesehatan mental gratis Akan segera kita lakukan bagi seluruh masyarakat terutama anak-anak,” ujar Budi yang Bahkan menteri kesehatan di kabinet pemerintahan sebelumnya.
Sesuai ketentuan data survei rumah tangga berskala nasional yang dilakukan oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja (34,9 persen) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Kemudian, 1 dari 20 remaja (5,5 persen) atau setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.
Dari jumlah tersebut, hanya 2,6 persen remaja dengan masalah kesehatan mental yang pernah mengakses layanan yang Menyediakan dukungan atau konseling untuk masalah emosi dan perilaku dalam 12 bulan terakhir.
(Antara/kid)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA