Bisnis  

Teten Prediksi Pedagang Online Menjamur Imbas Marak Pengurangan Tenaga Kerja


Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memproyeksi jumlah Usaha Kecil Menengah yang berjualan online maupun offline meningkat seiring maraknya kasus pemutusan hubungan kerja (Pengurangan Tenaga Kerja).

Menurutnya, di satu sisi, Usaha Kecil Menengah menjadi sektor yang paling banyak menyerap lapangan kerja.

“Sehingga kalau Pada Pada saat ini ada deindustrialisasi, banyak Pengurangan Tenaga Kerja, itu Niscaya pedagang offline/onlien individual Berencana meningkat,” ucap Teten dalam acara BCA UKM Fest di Mal Kota Kasablanka, Rabu (7/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Teten Bahkan mengingatkan soal risiko penurunan daya beli masyarakat akhir-akhir ini. Ia menilai Dianjurkan ada bantalan untuk masalah tersebut.

“Ini sesuatu yang sulit, kita Dianjurkan gotong royong,” kata Teten.

Badai Pengurangan Tenaga Kerja memang Tengah menggila, salah satunya di DKI.

Angka Pengurangan Tenaga Kerja di Jakarta mencapai 7.469 orang. Ini terjadi pada periode Januari 2024 sampai Juni 2024.

Secara keseluruhan di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat Pengurangan Tenaga Kerja menimpa 32.064 tenaga kerja selama enam bulan pertama di 2024. Mayoritas memang terjadi di Jakarta, Dikenal sebagai sebanyak 23,29 persen.

Pengurangan Tenaga Kerja lainnya Bahkan terpusat di Pulau Jawa. Ada di Banten dengan 6.135 orang kehilangan pekerjaan, 5.155 pekerja di Jabar di-Pengurangan Tenaga Kerja, dan kasus di Jateng yang menimpa 4.275 karyawan.

Pemutusan hubungan kerja yang cukup banyak Bahkan terjadi di luar Jawa. Misalnya, ada 1.812 orang di Sulteng yang Dianjurkan kehilangan pekerjaannya Sampai saat ini Juni 2024.

Selain Pengurangan Tenaga Kerja, Satu Data Kemnaker mencatat Sebanyaknya kasus mogok kerja di tanah air.

Ada 94 kasus mogok kerja di Indonesia sampai bulan keenam 2024. Ini melibatkan 3.355 orang tenaga kerja dan 26.840 jam kerja yang hilang imbas aksi tersebut.

Lagi, DKI memimpin. Mogok kerja di provinsi ini menyentuh 35 kasus dengan 850 orang tenaga kerja yang terlibat dan 6.800 jam kerja hilang.

Jabar menyusul dengan 22 kasus mogok kerja pada Januari 2024-Juni 2024, di mana 630 orang buruh terlibat serta 5.040 jam kerja hilang. Kemudian, Kalteng mencatat 10 kasus mogok kerja dengan 300 orang tenaga kerja terlibat dan 2.400 jam kerja hilang.

(mrh/agt)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA