Jakarta, CNN Indonesia —
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) erupsi tiga kali dengan letusan setinggi 400 meter di atas puncak pada Jumat (28/3) pagi.
“Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.31 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 MDPL,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, seperti dikutip dari Antara.
Saat erupsi, kolom abu Semeru teramati berwarna putih Sampai sekarang kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 159 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada pukul 04.32 WIB, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu kembali erupsi, Meskipun demikian demikian visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 138 detik.
“Pada pukul 05.48 WIB Gunung Semeru erupsi lagi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau dengan ketinggian 4.076 meter di atas permukaan laut,” tuturnya.
Menurut Ia kolom abu teramati berwarna putih Sampai sekarang kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Sigit menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Menyajikan Sebanyaknya rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, Didefinisikan sebagai masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar Sampai sekarang jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat Bahkan tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.
Masyarakat Bahkan Wajib mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(antara/vws)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA