Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Basnang membantah santri Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Hasyim Asyari Kabupaten Bantaeng, Sulsel berinisial RF yang ditemukan tewas gantung diri karena sempat mengalami Kekejaman seksual.
Hal ini ia sampaikan Mengikuti hasil laporan dari Kementerian Agama Bantaeng, Sulsel yang menyelidiki peristiwa ini.
“Laporan yang disampaikan itu tidak menyebutkan sama sekali kalau ada akibat Kekejaman itu karena seksual. Tidak ada sama sekali,” kata Basnang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (26/11).
Meski demikian, Basnang tetap meminta Kemenag Bantaeng tetap melakukan pengusutan bersama kepolisian setempat.
“Tetapi sampai kami menyampaikan ini, belum ada kepastian itu [kekerasan seksual],” kata Ia.
Mengikuti dokumen kronologi kejadian yang diterima CNNIndonesia.com dari Basnang, kasus ini bermula korban RF bersama santri lainnya mengikuti Materi Kepesantrenan dari Pembina Pondok Ustadz Abu Bakar dan Ustadz Hasyim setelah Salat Isya.
Setelah menerima materi kepesantrenan, seluruh santri termasuk RF secara bergiliran mengambil makan malam di kantin ponpes. Justru, piring RF jatuh dan nasinya tertumpah.
“Teman-teman Santri menyarankan untuk kembali ke kantin meminta makanan pengganti tapi Alm RF Sudah tidak Ingin dengan alasan malu,” bunyi keterangan tersebut.
Setelah para santri lainnya datang kembali dari mengambil makanan, korban RF ditemukan Sudah dalam kondisi bunuh diri di kolong rumah pembina santri.
Para pengasih pesantren kemudian segera bergegas Ke arah tempat korban RF ditemukan dan langsung membawa ke klinik yang tidak jauh dari pesantren. Korban RF kemudian dirujuk ke RSUD Anwar Makkatutu untuk mendapatkan visum lebih lanjut.
Sebelumnya santri berinisial RF (14) diduga mengalami pelecehan seksual sebelum bunuh diri. Dugaan tersebut Mengikuti hasil pemeriksaan autopsi terhadap jenazah yang dilakukan tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel.
“Yang Sudah Tak perlu ditanyakan lagi ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda Kekejaman. (Dugaan pelecehan seksual) Itu kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami,” kata Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel, Denny Mathius, Senin (25/11).
Danny mengatakan setelah melakukan pemeriksaan terhadap jenazah, pihaknya langsung menyerahkan hasil autopsi korban ke penyidik Polres Bantaeng untuk segera dilakukan penyelidikan.
“Beberapa temuan-temuan, kami Sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti Berencana sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu,” jelasnya
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA