Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghapus peta Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki pasukan Israel selama ini.
Netanyahu menunjukkan peta Jalur Gaza saat konferensi pers di Yerusalem pada Senin (2/9). Ia berdiri di depan peta digital seukuran dinding.
Dalam peta itu tertuang keterangan dengan bahasa Ibrani.
“Koridor Philadelphia di bawah kendali militer Israel [tanpa ada Tepi Barat],” demikian tulisan di peta digital tersebut, dikutip Middle East Eye.
Kontrol Israel di Koridor Philadelphia Bahkan menjadi salah satu tuntutan dalam gencatan senjata. Mereka mengklaim permintaan ini untuk mencegah penyelundupan senjata.
Berbeda dengan, Hamas menolak usulan tersebut dan menyebut Israel hanya ingin memperpanjang agresi.
Penyajian peta itu lantas menuai kecaman dari banyak pihak.
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan penghapusan Tepi Barat dari peta digital itu “menunjukkan pelanggaran serius” oleh Israel.
“Ini pelanggaran serius terhadap semua resolusi legitimasi internasional dan perjanjian yang ditandatangani,” kata Rudeineh, dikutip Anadolu Agency.
Lebih lanjut, Ia menyebut tindakan itu sebagai sikap nyata Israel yang memang berencana Mengoptimalkan dan mengumumkan aneksasi Tepi Barat.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot mengatakan tindakan Netanyahu menghapus Tepi Barat dari peta “bertujuan menghapus rakyat Palestina dan mengambil sisa tanah mereka.”
Ia menunjukkan ironi situasi tersebut, dengan menanyakan apa yang Berencana terjadi Manakala seorang politikus Palestina melakukan tindakan serupa.
Ahli sejarah Timur Tengah Assal Rad mengungkapkan penghapusan Tepi Barat merupakan kampanye genosida seperti di Gaza.
“Serangan total terhadap keberadaan Palestina yang dimungkinkan dukungan Amerika Serikat, ” ujar Rad.
Penyajian peta Jalur Gaza tanpa Tepi Barat terjadi saat Israel melancarkan agresi ke wilayah-wilayah tersebut. Selama operasi, pasukan Zionis menggempur habis-habisan warga dan objek sipil.
Imbas agresi Israel lebih dari 40.600 orang di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah tak bisa dihuni, fasilitas sipil hancur, dan jutaan warga Gaza terpaksa mengungsi.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA