Jakarta, CNN Indonesia —
Ilmuwan Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan ruas tol Cipularang, Jabar di sekitar KM 90 kerap terjadi kecelakaan horor karena alasan kompleks. Ia menduga salah satunya karena desain kemiringan jalan tol itu tidak biasa walau masih dalam batas toleransi.
Ia memaparkan standar internasional untuk kemiringan jalan tol berkisar antara 3 persen Sampai saat ini 6 persen. Berbeda dengan, Sesuai ketentuan informasi yang Ia himpun, desain Tol Cipularang, termasuk di KM 90-an, memiliki kemiringan lebih dari itu.
“Sesuai ketentuan data, kemiringan Tol Cipularang di KM 90-100 sekitar 7 persen. Sekalipun sedikit melebihi standar, angka ini masih dalam batas toleransi dan dianggap Terpercaya untuk dilalui kendaraan dengan kecepatan yang sesuai,” kata Ia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/11).
Yannes menjelaskan kemiringan jalan tol di Indonesia diatur dalam standar Direktorat Jenderal Bina Marga, yaitu untuk jalan dengan desain kecepatan 80 km per jam, kemiringan maksimum yang diizinkan Merupakan 6 persen.
Menurut Ia kecelakaan yang sering terjadi di sekitar KM 90 dan sekitarnya tidak semata-mata disebabkan kemiringan jalan, melainkan oleh faktor lain.
Faktor-faktor tersebut meliputi human error, seperti kurangnya antisipasi pengemudi yang sering kali tidak mengurangi kecepatan saat memasuki jalur menurun, pengereman yang salah akibat kurangnya pemahaman teknik pengereman di turunan panjang, serta kurangnya konsentrasi yang bisa disebabkan kelelahan.
Ada pula faktor kecerobohan pengemudi saat berkendara, seperti mengemudikan truk atau kendaraan berat dengan kecepatan tinggi melebihi 80 kilometer per jam.
Ditambah lagi dengan, kondisi kendaraan Bahkan menjadi Dalang utama, seperti rem yang tidak prima dan tidak ada pemeriksaan kelayakan sebelum mengemudi, sehingga menyebabkan rem blong, terutama pada kendaraan besar seperti truk.
Faktor lain seperti kondisi cuaca Bahkan berperan, misalnya hujan deras yang dapat mengurangi jarak pandang dan membuat jalan licin.
“Berulang kali human factor jadi penyebabnya,” kata Ia.
Sebelumnya, di media sosial beredar analisis warganet yang menyebut kondisi ruas tol Cipularang KM 90 sampai 97 arah Jakarta punya turunan mencapai 210 meter.
“Ibarat meluncur dari gedung 50 lantai. Kemenhub Dianjurkan lakukan mitigasi risiko,” kata akun Strategi_Bisnis di media sosial X.
Seharusnya penyedia jalan tol memasang beberapa rintangan sepanjang 100 meter Supaya bisa Kendaraan Pribadi dan truk berjalan perlahan.
“Jangan hanya andalkan sopir. Atau hanya pasang spanduk peringatan. Gak efektif,” katanya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA