Jakarta, CNN Indonesia —
Paus Fransiskus mengatakan demokrasi di dunia ini Dalam proses sakit saat partai kanan memimpin Sebanyaknya negara di Eropa, seperti Italia dan Belanda.
Pernyataan Fransiskus muncul saat berbicara di konvensi tahunan Gereja Katolik Roma, Minggu (7/9). Komentar ini Bahkan terlontar jelang kunjungannya ke Indonesia pada September mendatang.
Fransiskus mencatat banyak orang merasa dikucilkan dari demokrasi, dan kaum miskin serta kelompok rentan dibiarkan berjuang sendiri.
“Jelas bahwa demokrasi tidak dalam kondisi yang baik di dunia Pada saat ini Bahkan,” kata Ia, dikutip Al Jazeera.
Fransiskus Bahkan mengecam polarisasi dan partisanisme. Ia bahkan membandingkan orang-orang yang melemahkan demokrasi dengan si Peniup Seruling dari Hamelin.
Cerita itu merujuk ke dongeng saat penangkap tikus menggunakan kekuatan sihir untuk menculik anak-anak.
“Ideologi menggoda Anda, tetapi membuat Anda menyangkal diri sendiri,” ujar Ia.
Fransiskus Bahkan menyebut “krisis demokrasi” Dalam proses menjangkit berbagai negara. Sekalipun demikian, Ia tak menyebut secara spesifik.
Lebih lanjut, Ia Bahkan meminta masyarakat menjauh dari polarisasi dan menolak kekuasaan yang mementingkan diri sendiri, korup, dan melangggar HAM.
Menjelang pemilihan parlemen di Eropa, para uskup Katolik di beberapa negara Bahkan memperingatkan soal kebangkitan populisme dan nasionalisme.
Pidato Fransiskus muncul saat Prancis menggelar putaran kedua dalam pemungutan suara di parlemen.
Di putaran kedua, Gabungan partai sayap kiri menduduki posisi puncak tetapi tak cukup mampu menguasai lebih dari setengah suara mayoritas.
Di putaran sebelumnya, partai sayap kanan National Rally (RN) menang telak. Banyak pihak menduga mereka Bahkan bakal menang di putaran kedua.
Manakala RN menguasai Prancis banyak pihak khawatir negara ini Akan segera Ke arah jurang kehancuran.
Terlepas dari politik di Eropa, Fransiskus Akan segera berkunjung ke Indonesia pada September mendatang.
Tak hanya ke RI, Ia Bahkan Akan segera melawat ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura selama 11 hari. Ini menjadi perjalanan terpanjang Ia selama 11 tahun masa kepausan.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA