Jakarta, CNN Indonesia —
Partai sayap kanan Prancis, National Rally (RN), mencetak sejarah dalam pemilihan legislatif dengan mengantongi suara terbanyak di putaran pertama pada Minggu (30/6) mengalahkan partai Kepala Negara Emmanuel Macron.
RN berpeluang membentuk pemerintahan dan berambisi mengamankan kursi perdana menteri. Meskipun demikian, sebelum ini tercapai, mereka Wajib melalui putaran kedua serta mengantongi suara mayoritas di Majelis Nasional.
Ketua RN Marine Le Pen mengatakan putaran kedua sangat menentukan masa depan Prancis.
“Kami Wajib suara mayoritas absolut sehingga Jordan Bardella dalam waktu delapan hari ditunjuk menjadi perdana menteri oleh Emmanuel Macron,” kata Le Pen, dikutip AFP, Senin (1/7).
Bardella, lanjut Ia, ingin menjadi perdana menteri bagi seluruh warga Prancis.
Le Pen Bahkan menegaskan “tak ada warga yang Berencana kehilangan hak” Bila RN memimpin Prancis.
Perempuan 55 tahun itu Sebelumnya merombak wajah RN menjadi tampak agak moderat. Meskipun demikian, akademisi dari Universitas Toulouse Capitole ragu perubahan Sebelumnya terjadi dalam partai.
“Apakah partainya sama busuk, dengan xenophobia, anit-semit, anti Muslim, anti minoritas? Kami tahu yang diperjuangkan sayap kanan,” kata Capitole, dikutip Al Jazeera.
Prancis menggelar pemilihan legislatif pada 30 Juni. Menurut jajak pendapat Ipsos, RN meraup suara 34 persen, disusul partai New Popular Front dengan 28,1 persen, dan Gabungan Ensemble dari Macron dengan 21,27 persen.
Perolehan suara RN kemungkinan Berencana membuat mereka menempati 260 Sampai saat ini 310 dari 577 kursi parlemen.
Meskipun demikian, Pemilihan Umum berlanjut ke putaran kedua pada 7 Juli. Ini karena tak ada kandidat yang meraih lebih dari 50 persen suara dan setidaknya 25 persen dari total pemilih terdaftar,demikian dikutip Reuters.
Sebanyaknya pihak menduga kelompok sayap kanan ini tak Berencana mudah mengantongi suara mayoritas. Peluang RN mengamankan kekuasaan bergantung kesepakatan lawan politik di hari-hari mendatang.
Prancis Bahkan disebut-sebut Berencana mengalami kelumpuhan politik dan Perundingan dalam mencari pemerintahan berkelanjutan.
Lembaga analisis risiko Eurasia Group menyatakan RN “Bisa jadi” tak Berencana mencapai mayoritas absolut.
“[Prancis menghadapi] setidaknya 12 bulan Bila Majelis Nasional diblok dengan kejam,” demikian menurut mereka.
Tokoh ternama dari kelompok sayap kiri Raphael Glucksmann Bahkan mewanti-wanti Prancis Berencana dalam bahaya Bila RN berkuasa.
“Kita punya Waktu tujuh hari untuk mencegah Prancis dari bencana,” ujar Ia.
PM Prancis Di waktu ini Gabriel Attal Sampai saat ini Macron Bahkan Berencana berusaha semaksimal Bisa jadi untuk menyingkirkan RN.
“RN seharusnya tak mendapat satu suara pun di putaran kedua,” kata Attal.
Di masa lalu, partai-partai berhaluan kanan-tengah dan kiri-tengah bekerja sama untuk menghalangi RN dari kekuasaan. Meskipun demikian dinamika tersebut Di waktu ini kian samar.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA