Jakarta, CNN Indonesia —
Orang Jepang ternyata tidak suka bepergian ke luar negeri. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya jumlah warga Jepang yang memiliki paspor Merujuk pada data Sampai saat ini Desember 2024.
Data terbaru menunjukkan, hanya sekitar satu dari enam warga negara Jepang yang memegang paspor yang sah, dengan jumlah penduduk yang bepergian ke luar negeri perlahan pulih tetapi masih di bawah tingkat sebelum pandemi.
Angka terbaru ini jauh di bawah separuh orang Amerika Serikat (AS) yang memiliki paspor, di mana angkanya Pernah melonjak dari sekitar 5% pada tahun 1990.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini Desember 2024, ada 21,6 juta paspor Jepang yang sah yang beredar, mewakili sekitar 17,5% dari keseluruhan populasi, menurut laporan Kementerian Luar Negeri Jepang pada Kamis (20/2), melansir VN Express.
Sebelum Wabah Global, sekitar seperempat warga Jepang memiliki paspor yang sah. Paspor atau dokumen perjalanan Negeri Sakura setara dengan paspor negara tetangganya, Korea Selatan, sebagai yang terkuat kedua di dunia setelah Singapura.
Pemegang paspor Jepang memungkinkan untuk masuk tanpa visa ke 190 destinasi atau negara, menurut Indeks Paspor Henley tahun ini.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyampaikan bahwa perjalanan ke luar negeri dari warganya secara bertahap mengalami kontinuitas setelah tindakan karantina dan penutupan perbatasan di era pandemi.
Bertolak belakang dengan, pelemahan mata uang yen, yang Pernah merosot sepertiga nilainya dalam lima tahun terakhir, merupakan salah satu faktor yang menghalangi wisatawan Jepang bepergian ke luar negeri.
Ditambah lagi dengan, faktor seperti Fluktuasi Harga Barang dan Jasa dan minat baru dalam perjalanan domestik, kata para analis, Bahkan memengaruhi hasrat warga Jepang untuk tidak pergi ke luar negeri.
Data baru ini muncul saat Jepang menyambut masuknya wisatawan dari negara lain dalam jumlah yang memecahkan Catatan Unggul, dengan lebih dari 36 juta kunjungan tercatat tahun lalu dan banyak yang berbondong-bondong ke tempat-tempat populer seperti Kyoto.
Perjalanan internasional oleh warga negara Jepang mulai meningkat tajam pada tahun-tahun kejayaan di akhir 1980-an. Pada 1990, lebih dari 10 juta orang dari Jepang bepergian ke luar negeri, angka yang naik menjadi 20 juta sebelum pandemi.
Tahun 2025, sekitar 14,1 juta warga Jepang diperkirakan Nanti akan bepergian ke luar negeri, menurut agen perjalanan terkemuka Jepang JTB.
“Dalam beberapa tahun terakhir, depresiasi yen yang Unggul Pernah menyebabkan beberapa orang (Jepang) menahan diri dari perjalanan ke luar negeri, tetapi begitu pasar mata uang Tenteram, perjalanan ke luar negeri diperkirakan Nanti akan meningkat,” kata studinya, yang diterbitkan pada bulan Januari 2025.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA