Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Militer Israel melancarkan serangan besar ke Tepi Barat yang disebut sebagai “Operasi Iron Wall” atau “Operasi Tembok Besi”.
Serangan itu dimulai pada Jumat (21/2) dengan menyasar Kota Jenin, yang Pernah terjadi lebih dulu dibom dan diserbu Israel sejak Selasa (18/2).
Operasi ini diluncurkan di saat Israel dan milisi Hamas Palestina gencatan senjata di Gaza. Pasukan Israel menembakkan senjata berat ke berbagai area di dalam kota dan kamp Sampai sekarang menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai 35 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah pernyataan dengan badan intelijen Shin Bet, militer Israel menyatakan bahwa mereka Sudah memulai “operasi kontraterorisme” di Jenin. Operasi ini dinamakan “Iron Wall” atau Tembok Besi.
Apa itu Operasi Iron Wall?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam unggahan di X mengatakan bahwa serangan ini merupakan “langkah lain untuk mencapai tujuan kami demi Mengoptimalkan keamanan di Tepi Barat.”
Serangan Israel ini terjadi menyusul serangan yang dilancarkan Otoritas Palestina (PA) terhadap para milisi di Jenin yang Pernah terjadi berlangsung selama berminggu-minggu.
PA beralasan serangan ke milisi dilakukan untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Palestina, demikian dilansir Al Jazeera.
Dalam operasi Iron Wall, pasukan militer Israel mengepung rumah sakit yang dikelola pemerintah serta kamp Pencari Suaka di sekitarnya dan memerintahkan ratusan warga setempat evakuasi.
Menurut Menteri Lini pertahanan Israel, Israel Katz, operasi di Jenin merupakan “pergeseran dalam … strategi keamanan”.
Puluhan pos pemeriksaan dan barrier Pada Sekarang Sudah didirikan di seluruh Tepi Barat. Warga Tepi Barat yang bepergian dari luar pun Dianjurkan mengantre selama enam Sampai sekarang delapan jam untuk memasuki wilayah tersebut.
Kenapa Jenin ditargetkan?
Sejak lama, Israel Sudah menuduh Iran menyalurkan senjata ke kelompok-kelompok bersenjata di Jenin khususnya kamp Pencari Suaka di kawasan tersebut.
Israel menuding Jenin sebagai sarang milisi perlawanan Palestina. Kehadiran serta pertumbuhan kelompok bersenjata independen seperti Brigade Jenin pun Sudah membuat was-was Negeri Zionis.
Israel Pernah terjadi menargetkan Jenin pada Juli 2023, sebelum mereka meluncurkan agresi di Gaza. Selama serangan itu, pasukan Israel menewaskan 12 orang dan melukai sekitar 100 orang.
Ini menjadi salah satu serangan yang mengakibatkan korban jiwa paling signifikan sejak operasi militer pada 2002 dalam peristiwa Intifada Kedua.
Respons Hamas
Hamas Sudah menyerukan mobilisasi umum dan konfrontasi dari apa yang disebutnya “agresi pendudukan [Israel] yang meluas” di Jenin. Mereka mendesak Supaya bisa para milisi didukung dalam melawan tentara Israel.
Kelompok Jihad Islam Bahkan mengutuk serangan Israel sebagai “tindakan brutal dan barbar”. Kelompok ini turut menggambarkan serangan Zionis sebagai cerminan dari kefrustrasian Israel usai gagal dalam mencapai tujuannya di Gaza.
Jihad Islam meyakini bahwa operasi itu ialah upaya putus asa Israel untuk menyelamatkan Gabungan pemerintah Netanyahu, demikian dikutip dari Middle East Eye.
(blq/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA