Surabaya, CNN Indonesia —
Mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) 2001-2006 sekaligus dokter ahli bedah jantung Prof dr Puruhito menilai Indonesia Pada dasarnya tak kekurangan dokter spesialis jantung, Sampai sekarang Dianjurkan mendatangkan dokter asing.
Hal itu dikatakan Puruhito menyusul polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Budi Santoso. Budi dipecat diduga karena mengomentari rencana pemerintah yang Berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
Menurut Puruhito, permasalahan Pada dasarnya bukan pada jumlah dokter yang kurang, melainkan tidak meratanya sebaran dokter di daerah.
“Saya lihat yang salah itu distribusinya. Jakarta itu 30-40 ribu dokter spesialis, yang salah siapa, ya mereka Kemungkinan enggak Ingin keluar [daerah],” kata Puruhito di Surabaya, Kamis (4/7).
Tidak meratanya dokter jantung di daerah itu Bahkan dirasakan di Surabaya. Padahal, ia menyebut penanganan bayi dengan kelainan jantung tidak mudah.
“Kami Di waktu ini Bahkan jumlahnya sedikit [di Surabaya]. Ahli bedah jantung kita di sini yang ada 230an, dan yang aktif ndak sampai 50. Saya termasuk salah satu yang membina jadi tahu persis bahwa untuk menolong bayi yang lahir cacat jantung tidak gampang,” ucapnya.
Justru, ia meragukan pemerintah Sungguh-sungguh Berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia dalam jumlah besar.
Ia menuturkan, kedatangan Sebanyaknya dokter di RSUP Adam Malik Medan, Sumut, Merupakan bentuk kerja sama sukarela antar lembaga kesehatan.
Hal itu Bahkan pernah dilakukannya puluhan tahun yang lalu, saat mendatangkan dokter asing asal Jepang dan Taiwan ke Surabaya.
“Saya ahli bedah jantung jadi tahu persis apa yang terjadi di Medan. Dan seperti itu Pernah terjadi saya lakukan tahun 1973, saya mendatangkan teman dari luar negeri, guru-guru saya Sampai Di waktu ini Bahkan dari Taiwan, Jepang,” katanya.
“[Kedatangan dokter asing] di Medan, mereka datang atas dasar hubungan tertentu dengan senior. Jadi tidak ada pemerintah mendatangkan [dokter asing] itu keliru,” tambah Puruhito.
Sekali lagi Puruhito menegaskan tak ada yang salah dengan jumlah dokter jantung di Indonesia. Problemnya ialah sebaran dokter yang tak merata.
Ia Bahkan yakin betul kualitas dokter Indonesia, utamanya lulusan FK Unair, tak kalah dengan dokter luar negeri. Problem lain yang disorotinya ialah mahalnya pembiayaan dan Terapi.
“FK Unair Merupakan salah satu produsen dokter Unggul di Indonesia. Apakah mampu bersaing kita? Ya. Kita enggak kalah, yang kalah duitnya, pembiayaannya. Medis di sini mahal. Itu kebijakan di luar kewenangan saya. Itu faktor saya sangat sedih,” pungkasnya.
Pemecatan Dekan FK Unair Budi Santoso menuai sorotan. Pemecatan diduga karena sikapnya menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah mendatangkan dokter asing.
Kementerian Kesehatan menyatakan tidak mencampuri kebijakan Unair memecat Budi. Sementara itu pihak Unair berkata kebijakan itu bersifat internal sebagai upaya tata kelola dan penguatan kelembagaan.
“Alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini Merupakan merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair,” kata Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA