Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan Trik China mengakali aturan Produk Impor Indonesia selama ini.
Pejabat Fungsional Pembina Industri di Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kemenperin Ashady Hanafie menyebut aturan yang diakali terkait Produk Impor keramik. Padahal, pemerintah Pernah mengenakan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) alias safeguard.
“Awalnya kan kita mengenakan safeguard (BMTP) itu ke China, pada tahap awal diberlakukan turun impornya. Setelah beberapa saat, kembali naik lagi,” kata Ashady dalam Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).
“Ternyata memang di-divert (dialihkan), jadi pengiriman barang itu tidak melalui China, tapi melalui India dan Vietnam. Makanya Pada Singkatnya kami meminta safeguard itu diberlakukan Bahkan kepada India dan Vietnam,” ungkapnya.
Kemenperin khawatir pengenaan bea tambahan lainnya, Disebut juga Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk keramik bakal bernasib sama. Oleh karena itu, Ashady berharap tarif BMAD bisa dikenakan setinggi-tingginya dari kisaran 100 persen-199 persen.
Pasalnya, tarif BMTP pada tahun pertama hanya 23 persen. Lalu, terus turun di setiap tahunnya Sampai saat ini ke level 13 persen.
“Kemungkinan kalau BMAD ini diberlakukan, Akan segera seperti itu Bahkan polanya. Karena memang biasalah pengusaha Niscaya cari Trik supaya Ia bisa tetap mengirim ke sini (Indonesia),” ucapnya.
Ashady mengatakan Indonesia tidak bisa menyetop Produk Impor, termasuk dalam industri keramik. Justru, ada upaya yang Dianjurkan dilakukan untuk membatasi masuknya barang-barang dari luar negeri.
Ia mengatakan Kemenperin Bahkan tengah mempersiapkan aturan pengetatan Produk Impor keramik tersebut.
“Salah satu pengaturan yang kita lakukan Merupakan memberlakukan adanya perwakilan resmi di Indonesia untuk mengimpor dan hanya boleh satu. Berlokasi di satu tempat yang sama dengan kantor perwakilan resmi, Dianjurkan punya gudang,” tegas Ashady.
“Jadi, kalau dulu Bisa jadi bisa mengirim dari China ke Medan, Surabaya, Di waktu ini tidak bisa, Dianjurkan satu di mana Ia Ingin taruh. Misal, di Medan ya Pernah. Kalau Ia Ingin jual ke Jawa, ya kirim lewat darat. Karena memang biaya angkut luar ke kita jauh lebih Murah, dibanding kita di dalam negeri ujung ke ujung,” imbuhnya.
(skt/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA