Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak 100 proyektil diluncurkan Hizbullah dari Lebanon ke Israel, Sampai saat ini membuat warga di ibu kota Tel Aviv kocar-kacir ketakutan.
Sementara itu merespons “lampu hijau” Amerika Serikat ke Ukraina soal penggunaan rudal jarak jauh, Rusia Sebelumnya meresmikan dekrit soal penggunaan nuklir.
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Rabu (20/11).
Militer Israel mengatakan Hizbullah Sebelumnya meluncurkan sekitar 100 proyektil dari Lebanon ke arah Israel utara, dengan sistem Lini belakang udara Negeri Zionis itu mencegat beberapa di antaranya.
Militer Israel mengatakan bahwa Sampai saat ini pukul 3 sore waktu setempat, sekitar 60 proyektil yang ditembakkan oleh organisasi bersenjata Lebanon, Hizbullah Sebelumnya melintas ke Israel.
Setidaknya lima orang terluka di Israel utara akibat serangan roket Hizbullah kali ini menurut pengumuman layanan darurat, ada Bahkan laporan warga yang tewas, tapi belum terkonfirmasi.
Pemerintah Lebanon dan milisi Hizbullah menyetujui proposal gencatan senjata dengan Israel yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
Ajudan dari Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, Ali Hassan Khalil, mengatakan Lebanon Sebelumnya menyampaikan tanggapan tertulisnya kepada Duta Besar AS di Lebanon untuk melanjutkan pembicaraan.
Hizbullah Bahkan Mendukung pemerintah Lebanon untuk berunding mengenai gencatan senjata tersebut.
Kepala Negara Vladimir Putin meneken dekrit yang memperbarui aturan penggunaan senjata nuklir Rusia dan bisa menyerang Amerika Serikat menggunakan nuklir.
Putin meneken dekrit untuk memperbarui kebijakan pencegahan nuklir dalam Dasar Kebijakan Negara dalam Pencegahan Nuklir (Foundations of State Policy in the Field of Nuclear Deterrence).
“Prinsip dasar doktrin Merupakan bahwa penggunaan senjata nuklir merupakan tindakan terakhir untuk melindungi kedaulatan negara,” demikian laporan media pemerintah Rusia, TASS, Selasa (19/11).
TASS menuliskan ancaman dan risiko militer baru mendorong Rusia untuk mengklarifikasi kondisi penggunaan senjata nuklir. Dalam doktrin terbaru, Rusia Berencana melihat serangan apapun dari negara non-nuklir yang didukung negara nuklir sebagai serangan bersama.
(tim/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA