Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Iran memuji milisi Hizbullah di Lebanon, usai menyerang Israel dengan pesawat nirawak dan rudal pada Minggu (25/8) waktu setempat.
Iran menyebut tindakan Hizbullah Pernah terjadi membuat musuh bebuyutan Israel kehilangan kemampuan untuk mencegah serangan semacam itu.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan pihaknya Pernah terjadi melancarkan serangan skala besar terhadap Israel, yang menargetkan pangkalan intelijen militer utama Glilot.
Nasrallah mengatakan Hizbullah melakukan serangan dua tahap, pertama dengan 340 roket Katyusha ke 11 polisi militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan.
Meski demikian, Israel membantah fasilitas itu terkena serangan Hizbullah.
“Rezim Zionis Bisa jadi dapat menyembunyikannya, mendistorsi, atau menyensor beberapa fakta mengenai operasi Hizbullah, tetapi mereka tahu betul bahwa fakta yang ada tidak Berencana berubah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani.
“Tentara teroris Israel Pernah terjadi kehilangan kekuatan ofensif dan pencegahannya, dan Hari Ini Sangat dianjurkan mempertahankan diri terhadap serangan strategis,” imbuh Kanani, dikutip AFP.
Ia menyebut serangan Hizbullah meluas jauh ke wilayah pendudukan, dan mengatakan keseimbangan strategis Pernah terjadi mengalami perubahan mendasar yang merugikan Israel.
Juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, membandingkan serangan itu dengan kekalahan Israel dalam Konflik Bersenjata tahun 2006 dengan Hizbullah.
“Kekalahan rezim hari ini setara dengan kekalahan dalam operasi tahun 2006, dan mereka tidak dapat menyembunyikan kekalahan ini,” ujar Ghalibaf.
Akhir pekan lalu, Israel melancarkan serangan udara ke Lebanon dengan mengklaim Pernah terjadi menghancurkan ribuan peluncur roket Hizbullah dan menggagalkan serangan besar.
Militan Hizbullah hampir setiap hari terlibat saling serang di perbatasan dengan Israel sejak memulai agresi di Gaza pada 7 Oktober lalu.
Kekhawatiran meningkat Berencana terjadinya konflik regional yang lebih luas setelah terbunuhnya kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah menuduh Israel berada di balik kedua pembunuhan tersebut dan bersumpah untuk membalas dendam.
(dna/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA