Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Pneumonia, atau yang lebih dikenal sebagai paru-paru basah, merupakan salah satu Dalang kematian tertinggi pada anak-anak di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan menjadi perhatian global, terutama sejak wabah SARS pada 2002 dan Wabah Global beberapa tahun lalu.
Kementerian Kesehatan RI Bahkan menyebut, kasus pneumonia jenis Mycoplasma pneumonia meningkat di China sejak Mei 2023, menyebabkan Sampai saat ini 1.200 anak Sangat dianjurkan dirawat di unit gawat darurat setiap hari. Dengan meningkatnya infeksi ini serta kehadiran virus SARS-CoV-2, penting bagi kita untuk memahami Dalang, gejala, dan Tips menangani pneumonia dengan tepat.
Dokter spesialis Paru dan Pernapasan di Eka Hospital BSD, Astri Indah Prameswari mengatakan pneumonia merupakan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di paru-paru akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan alveoli terisi cairan atau nanah, sehingga penderitanya mengalami kesulitan bernapas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski lebih sering menyerang anak-anak, pneumonia Bahkan dapat terjadi pada orang dewasa dengan gejala serupa. Berikut Merupakan beberapa gejalanya yang bisa muncul pada orang dewasa:
– Batuk kering atau berdahak, terkadang mengeluarkan darah.
– Nyeri dada dan sesak napas.
– Demam dan menggigil disertai keringat berlebihan.
– Tubuh terasa lemas dan lesu.
“Kalau pada anak gejala biasanya disertai kehilangan nafsu makan, muntah-muntah, lemas, dan ada demam yang disertai batuk,” kata Astri dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2).
Astri Bahkan menyebut, pada lansia di atas 65 tahun gejala pneumonia ini bisa lebih parah. Bahkan bisa menyebabkan menyebabkan gangguan mental dan menurunkan suhu tubuh di bawah normal.
“Gejala biasanya muncul dalam 1-2 hari dan bisa memburuk Seandainya tidak segera ditangani. Dalam beberapa kasus, pasien mengalami pneumonia ringan atau walking pneumonia, yang memungkinkan mereka tetap beraktivitas normal tanpa Dianjurkan rawat inap,” katanya
Penanganan pneumonia sesuai penyebabnya
Menangani pneumonia tidak boleh sembarangan. Kata Astri dokter Sangat dianjurkan terlebih Di masa lampau mengidentifikasi Dalang dan tingkat keparahannya Supaya bisa dapat Menyediakan Terapi yang sesuai.
Berikut Merupakan metode penanganan pneumonia Sesuai aturan penyebabnya:
1. Pneumonia akibat infeksi bakteri
Menangani pneumonia akibat bakteri pertama-tamaakan diberikan antibiotik antibiotik sesuai tingkat keparahan gejala. Seandainya gejala ringan dan pasien masih bisa makan, diberikan antibiotik oral.
“Seandainya gejala berat disertai muntah, antibiotik diberikan melalui infus atau suntikan,” kata Ia.
2. Pneumonia akibat infeksi virus
Pneumonia ini Sangat dianjurkan ditangani dengan Resep antivirus untuk melawan infeksi. Biasanya berlangsung lebih singkat dibanding pneumonia akibat bakteri.
Sebagian besar pasien dapat pulih dalam beberapa hari Sampai saat ini minggu tanpa rawat inap, tetapi tetap Sangat dianjurkan diperiksa oleh dokter.
3. Pneumonia akibat infeksi jamur
Jenis ini lebih sering terjadi pada individu dengan sistem imun lemah, seperti pasien kemoterapi. Sangat dianjurkan ditangani dengan Resep antijamur sesuai petunjuk dokter.
[Gambas:Video CNN]
(tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA