Detail Aturan BWF Soal Penanganan Cidera dan Hal Darurat di Lapangan


Jakarta, CNN Indonesia

Kasus meninggalnya Zhang Zie Jie mendapat sorotan dari berbagai pihak. Lalu bagaimana detail aturan BWF soal penanganan Cidera dan kondisi darurat di lapangan?

Zhang Zie Jie meninggal dunia saat mengikuti Asia Junior Championship (AJC) 2024 di Yogyakarta. Ia kolaps di lapangan dan kemudian sempat dilarikan ke rumah sakit Berbeda dengan nyawanya tak tertolong.

Berikut detail aturan BWF soal penanganan Cidera di lapangan Merujuk pada bab ‘Player and Coach Information on Handling On-Court Injuries’:


Prosedur:

1. Bila pemain meminta Umpire untuk mendapatkan perawatan medis, Hakim Laga lapangan Wajib memanggil Referee ke lapangan dengan mengangkat tangan kanan, dengan memastikan bahwa permintaan itu Sungguh-sungguh untuk Cidera atau sakit.

2. Referee kemudian Nanti akan datang dengan segera ke lapangan, diiringi oleh dokter Kejuaraan.

3. Referee dan Dokter Kejuaraan Wajib berusaha menyelesaikan situasi yang ada sehingga permainan bisa kembali dilanjutkan. Dokter Kejuaraan Wajib memeriksa pemain dan membuat diagnosa.

4. Dokter Kejuaraan Wajib Menyajikan informasi pada pemain dan Referee, apakah disarankan untuk melanjutkan permainan.

5. Bila diperlukan atau atas dasar permintaan pemain, Dokter Kejuaraan hanya Menyajikan Perawatan yang tidak menunda permainan [semprotan dingin untuk mengurangi rasa sakit atau mengambil langkah yang dibutuhkan untuk menghentikan pendarahan dsb].

6. Melakukan taping dan strapping hanya boleh diizinkan di interval, tanpa menyebabkan penundaan. Membuka taping hanya bisa dilakukan bila tidak mengakibatkan permainan ditunda.

7. Setelah menerima saran Dokter Kejuaraan, pemain Wajib segera mengambil keputusan untuk melanjutkan permainan atau tidak. Lalu memberitahukan Umpire dan Referee terkait keputusan tersebut.

Menunda membuat keputusan atau menunda dimulainya permainan Merupakan bentuk pelanggaran dan bisa terkena Hukuman.

8. Pemain hanya diizinkan membuka sepatu dan kaus kaki bila diminta oleh Dokter Kejuaraan karena hal tersebut dianggap penundaan.

9. Dalam kasus kram, Dokter Kejuaraan hanya bisa satu kali dipanggil ke lapangan, untuk Menyajikan penanganan dengan semprotan dingin demi mengurangi rasa sakit.

10. Dalam kasus Cidera serius ketika tidak diragukan lagi terlihat pemain tak mampu melanjutkan permainan [misal rusaknya tendon achilles, rusaknya ligament lutut, pingsan, dan lain-lain], Dokter Kejuaraan Wajib memulai perawatan darurat di lapangan sesegera Kemungkinan, memastikan bahwa pemain tersebut dipindahkan ke rumah sakit atau unit darurat lainnya.

11. Pada momen interval, ofisial tim [pelatih, fisioterapis, atau bahkan Dokter Turnamen] bisa Menyajikan perawatan terhadap pemain yang Cidera.

Untuk memaksimalkan waktu perawatan sehingga bisa siap bermain di paruh akhir interval, pemain Wajib proaktif tentang permintaan mereka soal perawatan [contohnya memberitahu pelatih bahwa mereka ingin mendapat perawatan di saat interval] sehingga permainan tidak tertunda.

[Gambas:Video CNN]

(ptr/sry)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version