Jakarta, CNN Indonesia —
Paris, tempat lahir haute couture dan rumah dari banyak legenda mode, menjadi saksi dari sebuah momen monumental di dunia Tren Mode kontemporer: perpisahan Demna dari Balenciaga.
Pada show koleksi couture ke-54 rumah mode ini, sang desainer mengkurasi epilog untuk satu dekade kepemimpinannya, Didefinisikan sebagai sebuah bab penutup yang tak hanya megah, tetapi Bahkan reflektif, sarat simbolisme dan keberanian kreatif.
Bila biasanya warisan seorang desainer dinilai bertahun-tahun setelah kepergiannya, Demna mengambil kendali penuh atas narasinya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tren Mode lives on the edge of tomorrow,” tulisnya pada shownote yang ditinggalkan di setiap kursi tamu yang diterima CNNIndonesia.com pada Rabu (9/7).
Benar saja, koleksi ini hidup di ambang masa depan sambil mengakar kuat pada warisan Cristóbal Balenciaga, sang pendiri yang mendewakan struktur dan siluet.
Ditampilkan di butik asli di Avenue George V di kota Paris, Balenciaga Couture ke-54 Merupakan sebuah pameran pemikiran, manifesto tekstil, dan penghormatan kepada tubuh manusia dalam segala bentuknya.
Garis bahu runcing seperti sayap baja, gaun bustier hitam yang menyala dalam sequin, dan mantel puffer tanpa jahitan samping menyerupai kerangka armadillo. Semuanya mencerminkan ambisi Demna dalam mengaburkan batas antara Preppy dan kemewahan yang kompleks.
Dalam salah satu tampilan paling mencolok, Kim Kardashian muncul bak Elizabeth Taylor modern.
Ia mengenakan slip dress satin gading berpotongan klasik, dibalut mantel bulu “mink” yang ternyata Merupakan sulaman bulu burung putih (yang menurut catatan rilis media, diperoleh “secara etis sesuai dengan kebijakan kesejahteraan hewan” yang diterapkan oleh Grup Kering yang menaungi Balenciaga).
Di telinganya, anting berlian 15 karat milik Elizabeth Taylor, disandingkan dengan kalung berlian pear dan oval Lorraine Schwartz sebesar 134 karat. Bukan sekadar hommage, inilah Tips khas Demna mereinkarnasi gaya Old Hollywood dalam konteks kontemporer.
Naomi Campbell, sang ikon abadi runway, mengenakan gaun bustier hitam penuh sequin yang memancarkan kekuatan dan keanggunan dalam satu napas.
Pp Krit, bintang Thailand, tampil dengan setelan navy super 200’s wool dan aksesori laptop case yang didesain ulang menjadi kotak perhiasan, yang mengaburkan batas fungsionalitas dan estetika, dan formalitas yang flamboyan.
Salah satu look dari koleksi Balenciaga Couture ke-54. Koleksi ini jadi tanda perpisahan Demna dan Balenciaga. (Arsip Balenciaga)
|
Demna memulai koleksi ini dengan eksplorasi terhadap gaya “La Bourgeoisie”: lapel tulip yang memeluk wajah, leher tinggi ala Medici Sampai saat ini siluet Nosferatu yang monumental. Bertolak belakang dengan ia tidak terjebak dalam nostalgia.
Ia membongkar arketipe, seperti jaket bomber, bluson taffeta musim panas, celana corduroy dari benang bordir sepanjang 300 km. Koleksi ini terlihat seperti wardrobe ideal versi couture, bukan untuk ballroom, melainkan untuk dunia nyata.
Dan inilah kekuatan utama Demna serta warisan yang ia tinggalkan Didefinisikan sebagai, kemampuan menjembatani elitisme couture dengan keseharian yang demokratis.
Ia merancang setelan yang dibuat oleh empat atelier Neapolitan klasik, tapi didimodelkan pada tubuh binaragawan dan dikenakan oleh sembilan pria bertubuh berbeda. Dalam hal ini, tubuhlah yang membentuk busana, bukan Bertolak belakang dengan.
Tampilan terakhir dikenakan oleh Eliza, sebuah gaun renda Guipure warna gading yang kaku Bertolak belakang dengan Maksimalis, dirancang dengan teknik pembentukan topi yang memungkinkan renda, yang biasanya terlihat rapuh dan lembek, menjadi kokoh, menjadikannya lambang kemurnian arsitektur couture.
Ini Merupakan sebuah penutup yang senafas dengan filosofi Cristobal Balenciaga, sepotong pakaian tanpa ornamen berlebihan, hanya siluet yang sempurna.
Setiap elemen menceritakan sebuah cerita, baik itu tentang daur ulang, warisan, inovasi, maupun keterampilan tangan yang Pada saat ini semakin langka.
|
Balenciaga Couture ke-54 menjadi sebuah panggung penutup dari seorang disruptor mode yang Sebelumnya membuka jendela couture kepada dunia luar. Dalam sepuluh tahun terakhir, Demna mengisi gelembung dunia fesyen yang eksklusif dengan oksigen dari estetika jalanan, teknologi, dan keberanian untuk berpikir berbeda.
Ketika ia keluar untuk memberi hormat terakhirnya setelah show usai, untuk pertama dan terakhir kalinya, para tamu undangan tahu bahwa mereka menyaksikan sejarah.
Di panggung itulah Demna tidak hanya menutup lembaran, tetapi Bahkan menulis pendahuluan untuk Putaran berikutnya, Didefinisikan sebagai rumah mode Gucci, yang berbasis di Milan Sekaligus dinaungi oleh Grup Kering pada Senin (14/7).
Balenciaga tidak Nanti akan sama tanpanya. Tapi seperti yang ia tulis Bahkan dalam shownote bahwa Tren Mode Merupakan tentang meraba masa depan bahkan sebelum ia punya nama. Dan malam itu, masa depan terasa sangat dekat.
(els/els)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA