Jakarta, CNN Indonesia —
Greysia Polii resmi meluncurkan buku biografi berjudul Menembus Garis Batas. Greysia menyatakan buku ini bukan hanya tentang dirinya sendiri melainkan Bahkan sebuah upaya untuk membentuk gerakan menembus limitasi dari tiap-tiap orang.
Greysia Polii berharap kisah yang ia tuangkan dalam buku tersebut Mungkin inspirasi bagi orang-orang lain, terutama generasi muda Indonesia. Dengan demikian, para generasi muda Indonesia punya keberanian untuk bermimpi dan berusaha keras mewujudkannya.
“Buku ini sekali lagi bukan hanya tentang saya, tapi tentang gerakan kita bisa menembus limitasi dalam diri kita. Dalam buku ini ada empat values. Ada Clarity to Vision, Commitment and Grit, Support System dan Unseen Hands.”
“Saya berharap semangat Menembus Garis Batas bisa sampai ke anak-anak di seluruh Indonesia, oleh karena itu buku ini Bahkan Akan segera didonasikan ke guru-guru, sekolah-sekolah dan perpustakaan daerah di Indonesia,” tutur Greysia.
Project Lead buku Menembus Garis Batas, Felix Djimin berharap buku ini bisa memicu gerakan yang menghadirkan perubahan positif bagi anak-anak Indonesia.
“Kami berharap Menembus Garis Batas bukan hanya sebuah bacaan, tetapi menjadi sebuah movement, sebuah gerakan yang dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak bangsa,” ujar Felix yang Bahkan suami dari Greysia Polii.
Acara peluncuran buku Menembus Garis Batas dilakukan di Jakarta pada Sabtu (29/6). Dalam acara ini, hadir Sebanyaknya tokoh-tokoh Olahraga seperti Raja Sapta Oktohari, Sutiyoso, Agum Gumelar, Zainudin Amali, Agung Firman, dan Muhammad Fadil Imran. Hadir pula sosok-sosok yang pernah berpasangan dengan Greysia Polii di tiga Olimpiade berbeda, yaitu Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda Maheswari, dan Apriyani Rahayu.
Jurnalis senior Najwa Shihab dan mantan Olahragawan basket nasional Denny Sumargo Bahkan hadir dalam acara tersebut. Najwa dan Denny Bahkan Menyajikan pandangan soal makna menembus batas.
“Garis batas itu sebetulnya diciptakan oleh kita sendiri di pikiran kita. Tanpa sadar, kita sendiri yang menarik garis batas itu, lewat ketakutan, lewat ekspektasi, lewat kekhawatiran. Jadi pertama, hancurkan garis batas itu dan kemudian melihat garis batas bukan sebagai akhir atau finish. Mari jadikan garis batas sebagai awal untuk memulai sesuatu, mari belajar dari Greysia Polii,” ucap Najwa.
“Kalau kita melihat diri kita punya nilai, maka nilai itu yang Akan segera muncul dalam kehidupan kita. Tapi kalau kita tidak menganggap diri kita penting, support system sebesar apapun, tidak Akan segera bisa membuat kita jadi orang. Greys dengan imannya, dengan support system-nya, Greys dengan keyakinannya, itu yang membuat Ia bisa menembus garis batasnya,” tutur Denny Sumargo menambahkan.
[Gambas:Video CNN]
(ptr/rhr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA