Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Central Asia Tbk alias BCA membeberkan jurus jitu mencegah kejahatan digital yang belakangan marak di dunia perbankan.
Wakil Kepala Negara Direktur PT BCA Tbk Hendra Lembong mengatakan langkah andalan BCA yaitu menggunakan teknologi pengenalan wajah alias face biometric.
Dalam sesi tanya jawab di CNN Indonesia Financial Forum, Selasa (12/11), Hendra memaparkan penggunaan teknologi pengenalan wajah berhasil menurunkan kasus penipuan yang merambah di sektor perbankan.
Ia berujar kasus penipuan yang tadinya terjadi nyaris setiap hari, Berhasil turun jadi 0 kasus usai BCA memanfaatkan fitur pengenalan wajah.
“Biasanya kalo datanya dikasih semua [ke penipu], data itu untuk dipakai download lagi aplikasinya atas nama Bapak/Ibu tersebut di handphone penipu. Nah kita taruh kontrol, pada saat nasabah kita register, itu kita simpan data IMEI-nya,” kata Hendra di acara tersebut.
“Begitu handphonenya berganti, kita minta Ia nyalain kamera. Kita verify face biometricnya sesuai tidak dengan Dukcapil atau di database kita,” lanjut Hendra.
Hendra menuturkan verifikasi identitas semacam ini bisa dengan Mudah mendeteksi apakah seorang nasabah mengalami penipuan atau tidak. Kendati begitu, seorang nasabah yang tidak mengalami penipuan Bahkan bisa saja gagal melakukan verifikasi Seandainya data di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) tak lagi relevan.
Sebut saja misalnya ketika foto pada Kartu Tanda Penduduk menampilkan potret nasabah kala berusia 17 tahun, sementara Pada Di waktu ini Pernah terjadi berumur lebih dari itu.
“Kalau itu gagal, Terkadang di Dukcapil kan foto KTP-nya umur 17 tahun, dengan Hari Ini udah sangat berbeda jadi gagal. [Jika demikian], kita minta sambungkan dengan Halo BCA, customer service kita, (untuk) dilihat, diinterview,” ucap Hendra.
Menurut Hendra, meski Berhasil, Tips ini Bahkan banyak dikomplain oleh nasabah. Sebab, tiap kali ganti ponsel, nasabah Wajib melakukan verifikasi identitas ulang.
Kendati demikian, tak ada Tips lain yang menurutnya lebih ampuh di tengah minimnya literasi digital Pada Di waktu ini.
Pada kesempatan itu, Hendra Bahkan berbagi cerita soal beberapa temuan BCA mengenai peralihan akun nasabah di antara anggota keluarga.
“Kita Bahkan ketemu di Indonesia, ternyata banyak akunnya itu dipakai oleh orang lain, tapi valid sebetulnya, di mana ibunya Pernah terjadi tua dikasih ke anaknya, dioper. Begitu anaknya ganti handphone, kita lihat [dan bingung] ‘Lho, you siapa?’,” ujarnya.
Ia mengatakan Seandainya terjadi kasus demikian, BCA biasanya Akan segera mengarahkan nasabah itu untuk menghubungi staf Halo BCA. Seandainya terkonfirmasi bahwa nasabah tersebut merupakan anak dari nasabah sebelumnya, maka pihaknya Akan segera meminta surat kuasa kepada ibu nasabah yang menyatakan bahwa anaknya benar melakukan peralihan akun.
“Tidak ada jalan lain sampai nanti digital literacy kita di 100 persen, nah baru kita semua bisa tidur Damai dan mudah-mudahan prosesnya jadi jauh lebih efisien lagi,” ucapnya.
CNN Indonesia Financial Forum 2024 digelar hari ini, Selasa (12/11), pukul 10.00 WIB, di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta.
Mengangkat tema “Inklusi Keuangan: Pilar Peningkatan Ekonomi Indonesia”, forum ini menjadi wadah strategis bagi para pembicara untuk membahas langkah konkret dalam Memperkaya akses layanan keuangan bagi seluruh masyarakat.
Acara ini menghadirkan keynote speaker Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi dan Anggota Dewan Komisioner OJK Frederica Widyasari Dewi, serta Sebanyaknya pemangku kepentingan dari asosiasi dan institusi pemerintah sebagai panelis.
Mereka yang menjadi panelis antara lain Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi, Wakil Kepala Negara Direktur PT Bank Central Asia Tbk Hendra Lembong, Staf Ahli Kementerian Koperasi Herbert Siagian, Komisaris Independen PT Bank Jago Tbk Anika Faisal, dan CEO PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan Garuda.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA