Jakarta, CNN Indonesia —
Sedikitnya 400 warga Bangladesh terluka imbas bentrok antar mahasiswa pada Senin (15/7).
AFP melaporkan sekelompok mahasiswa pro-pemerintah menyerang kelompok mahasiswa di Universitas Jahangirnagar Bangladesh yang menggelar Penolakan terkait pembatasan kuota pekerjaan di pemerintahan (PNS).
Mereka menyerang para mahasiswa dengan tongkat, parang, batu, dan bom molotov.
“Sebanyak 297 orang dirawat di Rumah Sakit Medical College Dhaka,” kata inspektur polisi Bacchu Mia kepada AFP, Selasa (16/7).
Sebanyak 111 pengunjuk rasa Bahkan dirawat di sebuah klinik medis Universitas Jahangirnagar serta di rumah sakit terdekat.
“Lebih dari 100 mahasiswa dirawat di pusat medis kami,” kata kepala pusat medis Universitas Jahangirnagar, Shamsur Rahman kepada AFP.
Sebelas orang Bahkan dilaporkan dirawat di Enam Medical College Hospital. Satu di antaranya merupakan profesor yang terluka akibat peluru karet.
Menurut keterangan mahasiswa, serangan itu terjadi ketika mereka melakukan Penolakan damai di dua universitas di ibu kota Dhaka pada Senin.
Selama berminggu-minggu, mahasiswa di Bangladesh memang gencar menggelar Penolakan nyaris setiap hari untuk menuntut pemerintah membatalkan sistem kuota bagi pekerjaan di lingkup pemerintahan.
Mereka meminta Supaya bisa diberlakukan skema berbasis prestasi.
Pemerintah Bangladesh Saat ini Bahkan Bahkan memberlakukan sistem kuota yang Menyajikan pekerjaan bergaji tinggi kepada lebih dari separuh warga sipil dari kelompok tertentu, termasuk anak-anak pahlawan Pertempuran 1971.
Menurut para kritikus, sistem ini menguntungkan anak-anak pro-Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Bentrokan pada Senin ini pun disebut-sebut sebagai yang terparah sejak Penolakan dimulai.
Amnesty Internasional mengutuk keras serangan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller Bahkan mengecam “Kekejaman terhadap pengunjuk rasa damai.”
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA