Tanjungpinang, CNN Indonesia —
Penumpang Kapal Fery antar Pulau di Kepri dari pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang tujuan Pelabuhan Punggur Batam mengeluhkan mahalnya harga tiket.
Tak hanya itu, keluhan Bahkan mereka sampaikan terkait lambatnya kapal saat berlayar Ke arah pelabuhan tujuan.
Selain dua masalah itu, penumpang Bahkan mengeluhkan beban biaya pungutan sebesar Rp1.500,00 per tiket buntut perubahan pembelian tiket secara manual ke E – Tiketing melalui operator MKP.
Warga menilai biaya yang dikeluarkan penumpang tidak sesuai dengan pelayanan yang didapatkan di pelabuhan maupun saat naik. Saat di pelabuhan misalnya, meski Pernah terjadi diterapkan E-Tiketing di Pelabuhan Punggur Batam, para penumpang masih antri membeli tiket di loket dan tetap membayar biaya layanan sebesar Rp 1.500.
“Ya, tiket mahal Hari Ini dari Punggur ke Pinang, dulu hanya Rp69 ribu, Hari Ini Rp80.500. Katanya ada penerapan E – Tiketing, tapi buktinya saya masih beli tiket antri di loket, masih manual,” Kata Sinta salah seorang penumpang Kapal Fery dari punggur tujuan pinang, Senin sore (19/8).
Lebih lanjut, Ia mengatakan meski penumpang kapal Fery, Pernah terjadi membayar biaya pelayanan untuk E – Tiketing, Sekalipun pelayanan bagi penumpang tidak mereka dapatkan. Menurutnya, lebih baik tidak usah diterapkan secara elektronik kalau Kesimpulannya penumpang tidak mendapatkan kemudahan pelayanan.
“Bagus nggak usah bang, untuk apa kita bayar biaya layanan segala, tapi masih manual”, Ujarnya.
Penumpang lain, bernama Andi menanggapi berbeda terkait mahalnya harga tiket kapal Fery dari Pelabuhan Punggur Batam tujuan Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang.
Menurutnya, biaya tiket Kapal Fery ada perbedaan harga dari Batam tujuan Tanjungpinang. Untuk berangkat dari Batam ke Tanjungpinang per tiket Rp80.500. Menurutnya, biaya tiket itu termasuk rincian biaya pas masuk pelabuhan sebesar Rp10 ribu dan biaya administrasi untuk penerapan E – Tiketing sebesar Rp1.500.
“Kenapa harga tiket Kapal Fery dari Pelabuhan Punggur Batam tujuan Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang berbeda, dengan harga tiket kita berangkat dari Tanjungpinang ke Batam”, Kata Andi.
Ia menyebut, tidak mengetahui bahwa pelabuhan punggur Batam Pernah terjadi menerapkan E – Tiketing, lantaran saat Ia berangkat ke Tanjungpinang masih membeli tiket secara manual dan antri di loket penjualan tiket di pelabuhan. Menurutnya, penerapan E – Tiketing di punggur Batam tidak dilakukan sosialisasi ke masyarakat tiba – tiba langsung terapkan saja.
“Saya sebagai penumpang tidak tahu bang, dengan penerapan E – Tiketing itu, tiba – tiba kita dipungut biaya, Penjelasannya itu biaya administrasi”, Ucapnya.
Terpisah, kasi lalu lintas angkutan pelayaran KSOP Tanjungpinang, Imran mengatakan, Di waktu ini Bahkan penerapan E – Tiketing baru berlaku di Pelabuhan Punggur Batam.
Sementara untuk Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, masih uji coba karena aplikator MKP masih dievaluasi. Menurutnya, aplikator belum menerapkan E – Tiketing sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Ia menyebut, tidak ada pelayanan yang diberikan aplikator kepada penumpang.
“Pelayanan apa yang abang dapatkan, masih beli tiket antri di loket kan, kita tidak Ingin ini jadi polemik, akibat penerapan E – Tiketing yang tidak sesuai Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan”, Kata Imran di hubungi Senin siang (19/8).
Lebih lanjut Ia mengatakan masih melakukan evaluasi terhadap MKP sebagai aplikator yang menerapkan E – Tiketing. Ditambah lagi dengan, biaya sebesar Rp1.500 yang dipungut kepada penumpang itu diambil sepenuhnya oleh aplikator MKP.
“Itu biaya MKP yang minta sebesar itu bang, bukan kami. Kami tidak boleh memungut,” Jelasnya.
(arp/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA