Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penurunan jumlah tenaga kerja di industri tekstil sebesar 7,5 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Ditambah lagi dengan, jumlah tenaga kerja di sektor industri pakaian jadi (wearing apparels) pun menurun 0,85 persen (yoy) pada 2024.
“Jadi jumlah tenaga kerja pada sektor industri tekstil dan industri pakaian jadi pada 2024 mengalami penurunan dibanding pada 2023. Tenaga kerja pada sektor industri tekstil mengalami penurunan sebesar 7,5 persen dan sektor industri pakaian jadi mengalami penurunan 0,85 persen dibanding pada tahun 2023,” ujar Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan dalam diskusi publik INDEF secara daring bertajuk ‘Industri Tekstil Menjerit, Pengurangan Tenaga Kerja Melejit’, Kamis (8/8).
Dalam data yang ia paparkan, jumlah tenaga kerja sektor tekstil tersisa 957.122 orang pada 2024. Jumlah ini turun drastis dibanding pada 2015 Disebut juga sebanyak 1.248.080 orang.
Sementara jumlah pekerja industri pakaian jadi pada 2024 Merupakan sebanyak 2.916.005 orang. Meski mengalami penurunan 0,85 persen dibanding tahun lalu, jumlah tenaga kerja di sektor ini meningkat dibanding pada 2015 yang sebanyak 2.167.426 orang.
Adie pun mencatat kontribusi tenaga kerja pada sektor industri tekstil sebesar 15,4 persen dan pada sektor industri pakaian jadi 5,1 persen pada 2024. Angka ini mengalami penurunan Bila dibandingkan dengan kontribusi tenaga kerja pada 2023.
“Kita bisa lihat dan sesuai dengan keadaan pasar bahwa, kalau kita hubungkan dengan Pengurangan Tenaga Kerja (pemutusan hubungan kerja) dan sebagainya memang mengalami penurunan,” ucap Adie lebih lanjut.
Tertekannya sektor tekstil Bahkan terlihat dari rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kemenperin pada Juli 2024. Sektor tekstil mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut, Disebut juga pada Juni Sampai saat ini Juli, setelah sebelumnya ekspansif pada April-Mei.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mengungkapkan ada ratusan buruh dibayangi ancaman Pengurangan Tenaga Kerja. Pemimpin Negara KSPN Ristadi menyatakan terdapat lebih dari 700 pekerja di empat perusahaan yang terkena Pengurangan Tenaga Kerja.
Ditambah lagi dengan, ada 500 buruh yang terancam Pengurangan Tenaga Kerja pada Agustus mendatang.
“Itu sekitar Agustus Pernah terjadi ada perusahaan yang menyampaikan ke saya Ingin Pengurangan Tenaga Kerja pekerja sekitar 500-an orang,” ucap Ristadi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/7).
Kondisi industri tekstil belakangan Tengah tidak baik-baik saja. Kabar pemangkasan terbaru tersebut menambah daftar Pengurangan Tenaga Kerja di industri tekstil yang Pernah terjadi terjadi tahun ini.
KSPN mencatat sekitar 13.800 buruh tekstil Pernah terjadi terkena Pengurangan Tenaga Kerja dari Januari 2024 Sampai saat ini awal Juni 2024 imbas masalah itu. Pengurangan Tenaga Kerja yang terjadi di Jateng lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di grup Sritex.
Ia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-Pengurangan Tenaga Kerja Sebanyaknya karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.
(del/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA