Jakarta, CNN Indonesia —
Olahragawan renang Inggris Adam Peaty menuduh China melakukan kecurangan untuk memenangi medali di Olimpiade Paris 2024.
Peaty Merupakan peraih tiga medali Emas Olimpiade dari Britania Raya. Ia mendesak Badan Antidoping Dunia (WADA) untuk ‘bangun dari tidur’ dan melakukan investigasi.
China berhasil meraih Emas cabang renang estafet 4×100 meter putra dengan catatan waktu 3 menit 27,46 detik. Mereka berhasil mengungguli Amerika Serikat dengan selisih 0,55 detik dan Prancis 0,92 detik.
Peaty bersama tim Britania Raya finis keempat dengan waktu 3 menit 29,60 detik. Ia kemudian menuding China melakukan kecurangan yang tidak terlihat.
“Dalam Gerakan, salah satu kutipan favorit yang saya lihat akhir-akhir ini Merupakan, ‘Tidak ada gunanya menang Bila Anda meraihnya dengan tidak adil.'” kata Peaty dikutip scmp.com.
“Saya rasa Anda tahu tentang kebenaran tersebut di dalam hati. Bahkan Bila Anda melakukannya dan Anda tahu curang, Anda tidak merasa menang, bukan?” ujar Peaty menambahkan.
Tak berhenti sampai di situ, Peaty Bahkan menyerukan agak para Olahragawan yang melakukan kecurangan untuk mundur.
“Jadi bagi saya, Bila Anda pernah melakukannya dan terkontaminasi dua kali, saya pikir sebagai orang terhormat Anda Sangat dianjurkan keluar dari Gerakan ini. Kita sadar Gerakan tidak sesederhana itu,” ujarnya.
Peaty semula mengatakan Nanti akan tetap bungkam Supaya bisa tetap fokus selama Olimpiade. Sekalipun, ia Pada akhirnya memutuskan untuk buka suara atas ketidakpuasannya terhadap sistem Kejuaraan yang rusak.
“Kita Nanti akan melihat bagaimana mereka melakukannya dalam waktu empat tahun. Tetapi saya rasa orang-orang yang Wajib melakukan pekerjaan itu Sangat dianjurkan bangun dan menyelesaikannya.”
“Kita Sangat dianjurkan percaya pada sistem ini, tetapi kita tidak melakukannya dengan baik. Sistem itu harusnya lebih ketat. Apa yang saya katakan sejak awal Merupakan sebuah penipuan. Bila Anda curang, itu Merupakan aksi penipuan,” tutur Peaty.
Dua dari empat perenang estafet China, Qin Haiyang dan Sun Jiajun, pernah tercatat dalam 23 perenang yang dinyatakan positif menggunakan Medis jantung terlarang jelang Olimpiade Tokyo 2021. Sekalipun, keduanya tetap diizinkan tampil di Paris oleh WADA.
WADA kukuh dengan keputusan yang dibuat, tetapi sejak saat itu The New York Times melaporkan tuduhan Zat Terlarang lain terhadap dua perenang yang dinyatakan positif menggunakan steroid terlarang pada 2022.
Peaty tidak bermaksud menggeneralisasi kecurangan dilakukan oleh seluruh Olahragawan China. Keluhan Masyarakat ini dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan yang bisa terulang di Olimpiade berikutnya.
[Gambas:Video CNN]
(jun/har)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA