Melihat SMA di Jakarta yang Pernah terjadi Hapus Jurusan IPA, IPS dan Bahasa

Jakarta, CNN Indonesia

Kemendikbudristek bakal menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal itu dilakoni karena sejalan dengan Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan di bawah kepemimpinan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Kemendikbudristek pun menyatakan penghapusan jurusan di tingkatan SMA bukanlah hal yang baru, karena Pernah terjadi diterapkan bertahap sejak tiga tahun lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Peniadaan jurusan di SMA dimaksud merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang Pernah terjadi diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021,” ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

Lantas bagaimana penerapan SMA tanpa penjurusan?

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI menyebut seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta Pernah terjadi mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2024/2025. Dengan demikian setidaknya seluruh sekolah putih abu di ibu kota negara RI itu tak lagi Sesuai aturan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Sebagai gantinya, siswa diberi pilihan untuk mengikuti mata pelajaran (mapel) yang sesuai dengan minat masing-masing. Salah satunya di SMAN 36 Jakarta yang berada di Rawamangun, Jakarta Timur.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMAN 36 Jakarta Imas Hujaimah mengakui bahwa pihak sekolah dan guru sempat kaget dengan perubahan tersebut. Berbeda dengan, hal itu teratasi dengan fasilitas pelatihan ataupun mendatangkan para narasumber terkait. Oleh karenanya, para guru pun menjadi lebih mudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka itu.

Ia mengatakan Kurikulum Merdeka Pernah terjadi diterapkan di sekolahnya sejak Tahun Ajaran 2022/2023.

“Apalagi awal-awal karena kami baru mulai mengimplementasikan Pernah terjadi Jelas kami agak sedikit kaget-kaget Bahkan. Karena polanya berbeda. Pada Sekarang kita Dianjurkan lebih mendengarkan kebutuhan murid,” ujar Imas kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/7).

Imas menjelaskan meski jurusan di tingkat SMA Pernah terjadi dihapuskan, mata pelajarannya tidak dihapuskan. Ia menerangkan soal mata pelajaran pilihan yang bisa dipilih para siswa sesuai minat studinya.

“Di dalam Kurikulum Merdeka itu ada mapel pilihan. Mereka Berencana mengambil mapel itu sesuai dengan minat mereka nanti setelah lulus dari SMA ini Ingin melanjutkan ke PTN, perguruan tinggi apa, jurusan apa,” kata Imas.




Ilustrasi. Disdik DKI Jakarta menyatakan pada tahun ajaran 2024/2025 seluruh SMA di Jakarta Pernah terjadi menerapkan kurikulum Merdeka Belajar. CNN Indonesia/Safir Makki)

Paket pelajaran pilihan sejak kelas 11

Imas menjelaskan terkait penentuan minat pelajaran, SMA itu memiliki dua tingkatan, Dengan kata lain fase E dan F.

Siswa kelas 10 [1 SMA] termasuk pada fase E, di mana struktur kurikulum atau mata pelajarannya Pernah terjadi ditentukan. Kemudian sekolah Menyediakan fasilitas tes psikotes guna memetakan minat dan bakatnya. Ini Berencana jadi pertimbangan untuk masuk ke peminatan pengganti jurusan.

“Guru BK Pernah terjadi sosialisasi dari awal. Mereka di kelas 10 semester 2 itu Pernah terjadi mulai diperkenalkan tentang pemilihan mapel. Pemilihan itu di kelas 10 semester 2,” jelas Imas.

Mapel pilihan Sesuai aturan peminatan baru Berencana ada saat siswa duduk di kelas 11 [kelas 2 SMA] atau masuk fase F.

SMAN 36 Jakarta Menyediakan empat paket mapel pilihan yang dapat dibidik para siswa.




Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) kembali membuat kebijakan untuk dunia pendidikan Tanah Air. Kini, Sekolah Menegah Atas (SMA) tak lagi ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Kemendikbud Ristek menyebut penghapusan jurusan di tingkatan SMA bukanlah hal yang baru. Kebijakan itu telah mulai diterapkan bertahap sejak tiga tahun lalu.Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMAN 36 Jakarta Imas Hujaimah. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah)

Paket itu terdiri dari F1 Kesehatan (mapel seperti Biologi, Kimia, Matematika tindak lanjut, Ekonomi), F2 Teknik (mapel seperti Fisika, Matematika tingkat lanjut, Kimia, Ekonomi), F3 Bahasa (Bahasa Inggris tingkat lanjut, Bahasa Indonesia tingkat lanjut, Matematika tingkat lanjut, Ekonomi), dan F4 Humaniora (mapel seperti Matematika tingkat lanjut, Sosiologi, Geografi, Ekonomi).

Pemilihan paket itu Sesuai aturan unsur minat siswa, hasil psikotes, Serta nilai rapor. Berbeda dengan, Imas menyatakan sekolah tetap Berencana memprioritaskan minat anak.

Saat pembagian rapor kelas 10 dan Berencana naik kelas 11, siswa Berencana diberikan formulir daring untuk mengisi minatnya. Perpindahan paket mapel piihan, kata Ia, masih Kemungkinan dilakukan di kelas 11. Berbeda dengan, saat Pernah terjadi duduk di kelas 12, siswa tak bisa memohon pindah paket mapel pilihan.

Serupa di SMAN 36, SMAN 70 Jakarta yang berada di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan Bahkan tidak lagi menggunakan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Seperti yang dilakukan di SMAN 36, siswa SMAN 70 pun Dianjurkan memilih empat mapel pilihan pada Kurikulum Merdeka ini.

Penerapannya pun sama Dengan kata lain mata pelajaran umum yang sama pada Fase E atau kelas 10, dan mulai memilih paket mapel pilihan pada kelas 11 atau Fase F.

Relevansi mapel itu tercantum dalam Kepmendikbudristek Nomor 345/M/2022 tentang Mata Pelajaran Pendukung Program Studi dalam Seleksi Nasional Sesuai aturan prestasi.

“Nanti di fase F baru mereka memilih mata pelajaran Sesuai aturan prodi [Program Studi] yang Berencana Ia ambil saat kuliah,” kata Kepala Sekolah SMAN 70 Jakarta Sunaryo saat ditemui Selasa lalu.

Ia yang Bahkan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA DKI itu mengaku ada peluang salah satu mapel pilihan lebih digandrungi siswa ketimbang mapel lainnya. Oleh karena itu, Ia menekankan peran guru dan sekolah dalam membimbing siswa menetukan mapel pilihan.

“Kita bicara bagusnya dulu, Ingin tidak Ingin guru yang mengajar di kelas 10 Dianjurkan asyik. Pelajarannya udah susah, ngajarnya marah-marah mulu, enggak dipilih sama anak-anak. Bapak kan pernah kuliah, kita ketika dapet dosen pembimbing “Waduh”,” kata Sunaryo.

Ditambah lagi dengan ada pula faktor kuota pada masing-masing mapel piihan, karena terkait ketersediaan guru yang bersangkutan.

Bila minat siswa banyak tertuju pada suatu mapel pilihan, maka sekolah Berencana mempertimbangkan kemampuan siswanya untuk mengambil mapel tersebut.

Baca halaman selanjutnya


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA