Jakarta, CNN Indonesia —
Dua pistol yang pernah ingin digunakan Napoleon Bonaparte untuk bunuh terjual di Prancis pada Minggu (7/7) dengan harga 1,69 juta euro atau sekitar Rp29,7 miliar.
AFP menjelaskan harga itu diungkap oleh pihak pelelang di Fontainebleau dan berada di atas estimasi antara 1,2 juta euro sampai 1,5 juta euro. Identitas pembeli tidak diungkap.
Sebelum lelang dilakukan, komisi harta nasional dari Kementerian Kebudayaan Prancis Pernah terjadi mengklasifikasikan pistol dengan dekorasi indah ini sebagai harta nasional dan melarang Penjualan Barang ke Luar Negeri.
Kebijakan yang muncul pada Sabtu (6/7) itu membuka periode 30 bulan untuk pemerintah Prancis dapat mengajukan penawaran pembelian kepada pemilik baru yang berhak menolak.
Kekayaan Kearifan Lokal Prancis, yang memenuhi syarat sebagai harta nasional, hanya dapat meninggalkan Prancis untuk sementara dan Wajib kembali.
“Dengan diklasifikasikan sebagai harta nasional Menyediakan nilai yang Fantastis pada benda tersebut,” kata perwakilan balai lelang Osenat yang tak ingin disebut namanya.
Dua pistol Napoleon ini berada dalam satu kotak. Senjata ini dihiasi mewah bertatahkan Emas dan perak dengan ukiran gambar Napoleon.
Konon pistol ini digunakan untuk mengakhiri hidup penguasa Prancis pada 1814 itu, ketika ia terpaksa menyerahkan kekuasaannya setelah pasukan asing mengalahkan tentara dan menduduki Prancis.
“Setelah kekalahan Prancis, Ia Sungguh-sungguh depresi dan ingin bunuh diri dengan senjata-senjata ini, Sekalipun pengawalnya menghilangkan bubuk mesiu,” kata ahli dari rumah lelang Jean-Pierre Osenat sebelum pelelangan.
Napoleon malah meminum racun Sekalipun muntah dan selamat. Sedangkan senjata ini kemudian diberikan kepada pengawalnya sebagai ucapan terima kasih atas kesetiaannya.
Memorabilia Napoleon sangat dicari di kalangan kolektor. salah satu topi miring hitam ‘bicorne’ miliknya yang terkenal dengan hiasan biru, putih dan merah dijual 1,9 juta euro pada November lalu.
Setelah turun takhta Napoleon diasingkan di pulau Elba, di lepas pantai Italia.
Ia kembali secara dramatis ke Prancis, hanya untuk mengakhiri kariernya secara definitif ketika dikalahkan Inggris di Pertempuran Waterloo pada 1815. Kemudian Ia meninggal di pengasingan di pulau St Helena enam tahun kemudian.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA