Jakarta, CNN Indonesia —
Kasus keracunan makanan MBG terus bertambah. Data terbaru per 21 September mencatat jumlahnya Pernah terjadi mencapai 6.452 kasus, naik 1.092 kasus dibandingkan data pada 14 September yang sebanyak 5.360 kasus.
Lima provinsi mencatat angka tertinggi, Disebut juga Jabar dengan total 2.012 kasus, DIY total 1.047 kasus, Jateng total 722 kasus, Bengkulu total 539 kasus, dan Sulteng total 446 kasus.
Dokter gizi Johannes Chandrawinata menyoroti hal ini. Ia menyebut lonjakan ini patut menjadi perhatian serius dan segera diinvestigasi Dalang utama keracunan bisa menimpa para siswa yang mendapat jatah MBG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab kata Ia, keracunan massal ini memang bisa dipicu oleh berbagai faktor. Mulai dari bahan makanan yang tidak layak konsumsi, Trik masak yang keliru, Sampai saat ini kontaminasi saat distribusi makanan.
“Masalahnya, keracunan makanan MBG ini terjadi karena masalah higiene yang sangat tidak baik,” kata Ia kepada CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (24/9).
Johannes menjelaskan, penyedia makanan dalam skala besar seharusnya menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Sistem ini Mendukung menganalisis titik rawan dalam seluruh proses katering, mulai dari penerimaan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, pemasakan, Sampai saat ini pembagian makanan ke dalam porsi individu.
Sebagai contoh, bila bahan makanan datang dari pemasok dalam kondisi tidak segar, petugas seharusnya menolak dan segera mencari vendor lain. Proses ini penting untuk mencegah terjadinya kontaminasi sejak awal.
“Dalam katering massal, ada banyak titik rawan yang Dianjurkan diantisipasi. Setiap langkah Dianjurkan prosedur pencegahan dan penanganan bila masalah muncul,” kata Johannes.
Selain bahan dan Trik masak, faktor kebersihan petugas Bahkan tak kalah penting. Pegawai katering diwajibkan mencuci tangan dengan benar setelah dari toilet, memakai penutup kepala, masker, serta jubah khusus saat menyiapkan makanan.
Bahan segar Dianjurkan dimasak Sampai saat ini Sungguh-sungguh matang, khususnya daging ayam dan ikan yang rentan bakteri. Setelah matang, makanan Dianjurkan dibagi dengan wadah bersih, diberi penutup, dan diangkut menggunakan kendaraan yang higienis.
Johannes mengingatkan, makanan yang disimpan pada suhu ruang idealnya segera dikonsumsi dalam waktu kurang dari enam jam setelah dimasak.
“Lebih Mudah lebih baik untuk mengurangi risiko kontaminasi,” tuturnya.
Meski dugaan kuat mengarah ke masalah higiene, Johannes menegaskan pentingnya investigasi untuk memastikan bakteri Dalang keracunan MBG. Dengan begitu, langkah pencegahan dapat dilakukan lebih tepat sasaran.
“Memang Dianjurkan dilakukan investigasi Supaya bisa diketahui Dalang utamanya apa, kalau karena bakteri, bakteri jenis apa,” kata Ia.
(tis/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA