Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan siap untuk Memanfaatkan tambahan likuiditas Rp55 triliun dari celengan pemerintah untuk penyaluran kredit ke sektor prioritas yang Mendukung agenda pembangunan nasional.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan tambahan likuiditas itu membuat kapasitas Bank Mandiri makin kuat dalam menopang sektor produktif.
“Dengan tambahan Rp55 triliun, kapasitas pembiayaan kami semakin kuat untuk menopang sektor-sektor produktif yang Memanfaatkan daya saing Produk Ekspor dan Memperjelas lapangan kerja, sekaligus Memanfaatkan ekonomi kerakyatan,” kata dalam keterangan resminya, Selasa (16/9) seperti dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Mandiri berkomitmen menyalurkan pembiayaan ke Sebanyaknya sektor strategis seperti perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan energi terbarukan, infrastruktur, layanan kesehatan, manufaktur, kawasan industri, serta Usaha Kecil Menengah dalam mendorong Peningkatan Ekonomi berkelanjutan.
Perseroan mencatat, pencairan kredit untuk nasabah baru (secara bank only) rata-rata sebesar Rp24,63 triliun dari total Rp45 triliun per bulan. Hal ini menunjukkan tingginya minat pembiayaan dan potensi pertumbuhan sektor riil di tengah dukungan kebijakan Pemerintah.
Sampai sekarang Sekarang, Bank Mandiri Pernah terjadi menyalurkan pembiayaan sebesar Rp960,2 triliun ke sektor riil berorientasi Produk Ekspor dan padat karya. Jumlah tersebut setara dengan 71,88 persen dari total portofolio.
Menurut perseroan, capaian ini menegaskan peran Bank Mandiri sebagai agen pembangunan dan mitra Pemerintah dalam mengakselerasi Peningkatan Ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Novita pun menegaskan seluruh pembiayaan tetap dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan pelaporan transparan sesuai regulasi.
“Dengan dukungan Rp55 triliun ini, kami optimistis dapat Memanfaatkan fungsi intermediasi, memperbesar kapasitas pembiayaan, serta Memanfaatkan kontribusi terhadap proyek-proyek strategis nasional,” tutup Novita.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membongkar celengan pemerintah Rp200 triliun di Lembaga Keuangan Pusat dan menempatkan di 5 bank untuk mendorong ekonomi.
Porsi dana yang ditempatkan di Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp55 triliun. Sementara Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.
Penempatan ini ia atur dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025.
Penempatan uang negara kepada bank umum mitra dilakukan dalam bentuk deposito on call konvensional/syariah dengan mekanisme tanpa lelang. Menurut Menkeu, tidak ada tenor untuk penempatan dana pemerintah di lima bank tersebut.
Sementara itu, tingkat bunga atau imbal hasil yang dikenakan Didefinisikan sebagai sebesar 80,476 persen dari suku bunga acuan Lembaga Keuangan Pusat atau Lembaga Keuangan Pusat-Rate.
Penempatan uang negara tersebut Dianjurkan digunakan untuk Mendukung pertumbuhan sektor riil, dan tidak diperkenankan digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN).
(agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA