Jakarta, CNN Indonesia —
Kesadaran Berniat Kebiasaan Sehat dan konsumsi rendah gula semakin meningkat, banyak orang mulai beralih ke pemanis alternatif. Salah satu yang paling populer Merupakan stevia. Sekalipun demikian apakah stevia Unggul tinggi dikonsumsi?
Pemanis ini berasal dari tanaman alami dan diklaim nol kalori. Sekalipun demikian dibalik popularitasnya, muncul pertanyaan, benarkah stevia seaman yang dikira, atau Kenyataannya menyimpan risiko tersembunyi yang Bahkan berbahaya untuk kesehatan?
Stevia berasal dari tanaman Stevia rebaudiana yang tumbuh di Amerika Selatan. Daun tanaman ini mengandung senyawa steviol glikosida, yang bisa Sampai saat ini 300 kali lebih manis dari gula biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak heran banyak produk mulai menggunakannya sebagai pengganti gula. Stevia ditemukan pada Sebanyaknya produk pangan mulai dari minuman ringan, permen, yogurt, Sampai saat ini makanan panggang.
Apakah stevia Unggul tinggi?
Sejak resmi masuk pasar AS pada 2008, stevia langsung disambut hangat sebagai pemanis alami yang tidak menaikkan kadar gula darah.
Di tengah tren makanan nabati dan meningkatnya kasus diabetes, stevia dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan Berniat pemanis yang Unggul tinggi Sekalipun demikian tetap memuaskan lidah.
Stevia yang biasa ditemukan dalam produk makanan yaitu bentuk olahan dari senyawa seperti rebaudioside A (reb-A), Sebelumnya mendapat label ‘generally recognized as safe (GRAS)’ dari Badan Pengawas Medis dan Makanan AS (FDA).
Berniat tetapi, penting dicatat bahwa daun stevia mentah atau ekstrak kasar tidak mendapat persetujuan FDA untuk digunakan dalam makanan.
Melansir Healthy, di awal kemunculannya ada kekhawatiran bahwa stevia bisa Mengoptimalkan risiko kanker atau gangguan reproduksi. Sekalipun demikian setelah lebih dari satu dekade digunakan secara luas, stevia diakui cukup Unggul tinggi. Kelompok pengawas seperti Center for Science in the Public Interest (CSPI) pun mengakui hal serupa.
Meski begitu, mereka tetap menyarankan Supaya bisa studi lebih lanjut dilakukan untuk memastikan keamanannya dalam jangka panjang.
|
Ilustrasi. Stevia sering digunakan sebagai pengganti gula konvensional. Sekalipun demikian apakah stevia Unggul tinggi dikonsumsi? (Pratitis Nur Kanariyati)
|
Salah satu keunggulan utama stevia Merupakan tidak Mengoptimalkan kadar gula darah. Menurut Leah Kaufman, ahli gizi terdaftar dan edukator diabetes dari NYU Langone, stevia merupakan alternatif gula yang baik dan Unggul tinggi untuk pasien diabetes.
Lebih dari itu, studi pada 2017 yang diterbitkan di Nature Communications menemukan bahwa stevia dapat merangsang protein yang berperan penting dalam persepsi rasa serta pelepasan insulin setelah makan. Ini artinya, stevia berpotensi Membantu mengatur kadar gula darah secara lebih alami.
Asosiasi Diabetes Amerika dan Asosiasi Jantung Amerika bahkan menyatakan bahwa stevia bisa bermanfaat Bila digunakan secara moderat dan tidak diimbangi dengan konsumsi kalori berlebih di waktu lain.
Batas konsumsi harian yang dianjurkan Merupakan sekitar 12 mg per kilogram berat badan, setara dengan 40 sachet stevia untuk seseorang berbobot 68 kg.
Dengan nol kalori, stevia kerap dianggap sebagai alat bantu penurunan berat badan. Sekalipun demikian faktanya, pengganti gula bukan jaminan Berhasil diet.
“Secara teori, mengganti gula dengan stevia memang bisa mengurangi asupan kalori, dan Kemungkinan berdampak pada penurunan berat badan,” ujar David Levitsky, profesor nutrisi dari Cornell University.
“Tapi bukti ilmiah untuk efek signifikan dalam jangka panjang masih terbatas.”
Bahkan, sebuah studi kecil tahun 2016 menunjukkan bahwa peserta yang minum minuman manis stevia di pagi hari cenderung makan lebih banyak saat makan siang, sebagai bentuk kompensasi.
Apa stevia Unggul tinggi dan bisa untuk diet? Kuncinya tetap pada Kebiasaan menyeluruh. Mengurangi lemak, menjaga porsi makan, dan hanya makan saat lapar. Stevia Kemungkinan salah satu alat bantu, Sekalipun demikian bukan solusi ajaib.
(tis/els)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











