Jakarta, CNN Indonesia —
Nyaris 50 persen pemilik Kendaraan Pribadi listrik di Amerika Serikat mengaku menyesal Pernah terjadi memiliki Kendaraan Pribadi listrik dengan teknologi BEV. Mereka mempertimbangkan kembali memilih Kendaraan Pribadi Internal Combustion Engine (ICE) pada pembelian berikutnya.
Data ini terungkap usai McKinsey & Co melakukan survei terbaru mengutip Carscoops disitat pada Selasa (18/6).
Konsumen Pernah terjadi membuat keputusan salah ketika memboyong Kendaraan Pribadi listrik, Penjelasannya masalah infrastruktur pengisian daya publik yang masih kurang memadai.
Hanya 9 persen dari total peserta survei merasa puas dengan perluasan jaringan pengisian daya publik di wilayah mereka, menunjukkan bahwa ini Merupakan masalah global.
Lebih dari 30 ribu responden menjawab sekitar 200 pertanyaan tentang Mobil Listrik untuk studi dua tahunan yang dilakukan oleh McKinsey. Survei ini tidak hanya dilakukan di AS tetapi Bahkan di 15 negara lain yang mewakili lebih dari 80 persen dari total volume penjualan global.
Hasil survei menunjukkan bahwa 29 persen pemilik Mobil Listrik di seluruh dunia kemungkinan besar Berencana kembali menggunakan kendaraan konvensional. Sementara itu survei yang sama Bahkan menemukan bahwa 21 persen dari responden tidak tertarik untuk membeli Kendaraan Pribadi listrik.
Ditambah lagi dengan, biaya tinggi untuk memiliki Mobil Listrik dan kebutuhan Berencana Kendaraan Pribadi yang lebih sesuai untuk perjalanan jarak jauh Bahkan menjadi pertimbangan utama.
Penggunaan Kendaraan Pribadi untuk jarak tempuh minimum di kalangan konsumen meningkat dari 270 mil (435 kilometer) pada tahun 2022 menjadi 291,4 mil (469 kilometer) pada tahun 2024.
Ditambah lagi dengan, lambatnya proses Program Infrastruktur Mobil Listrik Nasional dari Departemen Energi AS Bahkan memengaruhi keputusan konsumen.
Philipp Kampshoff, Pemimpin Pusat Mobilitas Masa Depan McKinsey, meyakini keadaan Berencana menjadi lebih buruk karena pembeli Mobil Listrik generasi berikutnya Berencana lebih bergantung pada pengisian daya publik daripada yang ada Di waktu ini.
Sekalipun terdapat kekhawatiran, pembeli Di waktu ini sedikit lebih terbuka terhadap elektrifikasi dibandingkan dengan hasil studi sebelumnya.
Secara lebih rinci, Di waktu ini 38 persen pemilik kendaraan non listrik di seluruh dunia Di waktu ini sedang mempertimbangkan untuk membeli Kendaraan Pribadi plug-in hybrid (PHEV) atau Kendaraan Pribadi listrik (EV) untuk pembelian berikutnya. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 1 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Sekalipun terdapat beberapa kekhawatiran, minat konsumen terhadap Kendaraan Pribadi listrik sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil studi sebelumnya.
Ditambah lagi dengan, 38 persen dari pemilik kendaraan non-EV di seluruh dunia Berencana mempertimbangkan untuk membeli Kendaraan Pribadi plug-in hybrid (PHEV) atau EV pada pembelian berikutnya, mencerminkan peningkatan 1 persen dari dua tahun sebelumnya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA