Jakarta, CNN Indonesia —
Ahli klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap dampak buruk operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jakarta. Apa itu?
Erma, dalam cuitannya di X, mengatakan bahwa modifikasi cuaca yang dilakukan di Jakarta dapat mengakibatkan pergeseran awan serta memicu hujan semakin deras di wilayah lain, terutama di wilayah Jateng dan Jatim.
“Kalau modifikasi dilakukan dengan tujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta, padahal Sekarang Baru saja banyak MCC (Mesoscale Convective Complex) meluas di laut utara Jakarta, itu bakal Ke arah kemana? Jateng-Jatim yang bakal paling parah kena dampak awan MCC yang masuk dari laut utara dan selatan Jawa. Awan tak punya KTP!” cuit Erma, Selasa (21/1).
Awan MCC Merupakan sistem konvektif skala mesokala yang didefinisikan oleh karakteristik dalam citra satelit inframerah. Tutupan awan konvektif skala meso ini mempunyai ciri khas durasi yang cukup panjang, bentuk semi melingkar, dan pola tutupan awan yang besar.
MCC Bahkan mengakibatkan peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang pada wilayah yang dilalui.
Lebih lanjut, Erma mengatakan bahwa modifikasi cuaca Merupakan Tips paling instan dan sangat lokal yang tak disarankan saat kondisi cuaca ekstrem karena gangguan sinoptik menguat.
“Menggeser awan di atas Jakarta padahal Sekarang Baru saja banyak awan rendah yang bergerak Mudah, bukan tindakan tepat,” ujar Ia.
Sebelumnya, bencana Bencana Banjir dan longsor melanda Sebanyaknya wilayah di Jateng. Warga pun Harus mengungsi imbas bencana tersebut.
Bencana Banjir tersebut diakibatkan curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Sebanyaknya wilayah yang dilanda Bencana Banjir antara lain Kabupaten Pekalongan, Demak, Grobogan, Sragen, Temanggung, Banjarnegara, Sampai saat ini Batang.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga terkait lainnya melaksanakan operasi modifikasi cuaca di wilayah Jakarta pada akhir tahun lalu.
Tahap pertama modifikasi dilaksanakan pada 7 Sampai saat ini 9 Desember, sementara tahap kedua tanggal 12-15 Desember, dan tahap ketiga 24 Sampai saat ini 31 Desember.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengklaim OMC tahap pertama itu berhasil mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek. OMC yang dilakukan pada tahap pertama terbukti mengurangi intensitas hujan Sampai saat ini 67 persen di beberapa wilayah Jakarta, sehingga menurunkan risiko Bencana Banjir dan genangan.
Dwikorita mengatakan upaya OMC dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA