Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Stres Merupakan bagian dari kehidupan yang normal dialami banyak orang. Meskipun demikian, stres jangan sampai dibiarkan berlarut-larut.
Memangnya, apa yang terjadi pada tubuh Bila stres tak kunjung reda?
Stres berkepanjangan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi Bahkan kesehatan fisik.
Saat seseorang menghadapi tekanan psikis yang konstan, tubuh mengeluarkan hormon stres yang dapat mengganggu suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, dan Trik mengatasi tantangan sehari-hari.
Mengutip Stuff, banyak orang terjebak dalam siklus stres yang disebut ‘wired but tired’. Mereka merasa kelelahan sepanjang hari, tetapi sulit untuk tidur nyenyak di malam hari.
Akibatnya, frustrasi dan kelelahan semakin bertambah. Kondisi ini tidak hanya menguras energi, tetapi Bahkan merusak kemampuan tubuh untuk pulih dan mengembalikan keseimbangan.
Secara biologis, respons ‘fight or flight‘ (lawan atau lari) Merupakan mekanisme alami tubuh yang dipicu oleh sistem saraf simpatik. Pada zaman dulu, respons ini Mendukung manusia bertahan hidup dari ancaman langsung, seperti hewan buas.
Meskipun demikian, pada zaman modern, respons yang sama sering kali dipicu oleh stres kerja, masalah keuangan, atau problematika hidup lainnya.
Ketika sistem saraf simpatik terus-menerus aktif, sistem saraf parasimpatik-yang bertanggung jawab atas pemulihan dan Damai tubuh-tidak dapat berfungsi dengan optimal.
Bila dibiarkan, ketidakseimbangan tersebut dapat mengarah pada kondisi burnout atau kelelahan mental ekstrem.
Dampak stres berlarut-larut pada tubuh
Ilustrasi. Dampak stres pada tubuh tak main-main, bisa mengganggu banyak sistem organ. (iStock/PeopleImages)
|
Stres memang merupakan respons alami manusia. Meskipun demikian, saat dibiarkan bertahan dalam waktu lama, dampaknya bisa dirasakan oleh tubuh.
Berikut beberapa hal yang terjadi Bila stres tak kunjung reda, merangkum berbagai sumber.
1. Sistem otot dan rangka terganggu
Saat Anda mengalami stres, otot-otot tubuh menegang sebagai bentuk perlindungan terhadap Cidera. Pada stres jangka pendek, ketegangan ini Akan segera mereda setelah tekanan berlalu.
Tapi, mengutip laman American Psychological Association (APA), stres kronis dapat menyebabkan otot terus-menerus tegang. Hal ini berpotensi memicu nyeri tubuh, sakit kepala, Sampai saat ini gangguan muskuloskeletal lainnya.
2. Sistem pernapasan terganggu
Stres dapat memengaruhi pernapasan dengan menyebabkan sesak napas atau pola napas yang lebih Simpel.
Kondisi di atas pada dasarnya tak jadi masalah bagi individu sehat. Meskipun demikian, stres dapat memperburuk kondisi seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (COPD).
Stres psikologis Bahkan sering memperburuk gejala penyakit pernapasan yang Sebelumnya ada.
3. Sistem kardiovaskular terganggu
Stres memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah akibat pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Dalam jangka pendek, hal ini Mendukung tubuh merespons situasi darurat.
Tapi, Bila terjadi terus-menerus, stres dapat Memanfaatkan risiko hipertensi, serangan jantung, atau stroke akibat tekanan yang berkelanjutan pada jantung dan pembuluh darah.
4. Sistem pencernaan terganggu
Stres memengaruhi bakteri dalam usus yang berdampak pada suasana hati dan kesehatan mental. Terlebih lagi, stres kronis dapat Memanfaatkan risiko gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau tukak lambung.
5. Sistem reproduksi terganggu
Ilustrasi. Sistem reproduksi terganggu, salah satu dampak Bila stres dibiarkan tak mereda. (iStock/JosuOzkaritz)
|
Pada pria, stres dapat menurunkan kadar testosteron, mengganggu produksi sperma, dan menyebabkan masalah seperti disfungsi ereksi.
Sementara pada wanita, mengutip Healthline, stres dapat mengganggu siklus menstruasi serta menyebabkan menstruasi tidak teratur, lebih berat, atau lebih menyakitkan.
Stres kronis Bahkan dapat memperburuk gejala menopause.
6. Sistem kekebalan tubuh terganggu
Stres jangka pendek dapat merangsang sistem kekebalan tubuh yang berguna dalam situasi darurat. Meskipun demikian, stres kronis justru melemahkan sistem kekebalan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, seperti flu dan pilek.
Pemulihan dari penyakit atau Cidera Bahkan menjadi lebih lambat pada individu dengan tingkat stres yang tinggi.
(tst/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA