Jakarta, CNN Indonesia —
Tenaga penjual (sales) Kendaraan Pribadi baru dari berbagai merek di Peragaan Kendaraan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 merespons diundurnya kenaikan Retribusi Negara Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
Putra, tenaga penjual Suzuki menilai PPN 12 persen diundur bisa Membantu Memanfaatkan daya beli masyarakat.
“Bagus sih, kalau memang diundur ya. Jadi Kemungkinan pangsa pasar mobilnya Akan segera lebih ramai lagi. Soalnya banyak konsumen yang bilang ‘Wah Mas, nanti harganya naik dong, berdampak besar ya? Nanti dulu deh,’ kata Putra saat ditemui CNNIndonesia.com, Kamis (29/11).
Kemudian tenaga penjual Daihatsu, Gabriel merasa bersyukur dengan adanya penundaan kenaikan PPN 12 persen.
Menurutnya, kenaikan PPN berpotensi membebani masyarakat yang berniat membeli Kendaraan Pribadi, sehingga bisa berdampak pada industri otomotif.
“Dengan naiknya harga OTR, terus naiknya harga bunga, segala macam, Niscaya itu merugikan Bahkan buat kita, sebagai sales dan sebagai konsumen Bahkan. Jadi ya, sangat bersyukur sih Kenyataannya bisa diundur dulu,” tutur Gabriel.
Gabriel Bahkan berharap kenaikan PPN tidak Akan segera terlalu drastis dari yang direncanakan pemerintah.
“Kalau saran dari saya sih, lebih baik jangan sampai segitu kenaikannya. Kalau memang Ingin naik, ya lebih rendah lah dari bunga yang segitu,” ucapnya.
Ia menilai kenaikan PPN menjadi 12 persen ini Akan segera membuat harga jual Kendaraan Pribadi membengkak sekitar Rp5 sampai Rp6 juta. Hal itu memengaruhi daya beli konsumen.
Senada dengan dua pendapat sebelumnya, Andi, selaku tenaga penjual dari Toyota Bahkan Membantu penundaan kenaikan PPN tersebut.
“Saya bisa Membantu sih statement-nya dari Pak Luhut Binsar Pandjaitan, kan katanya menunda. Ya cukup bagus sih penundaan karena dengan Hari Ini kan ekonomi nggak begitu jelas nih gimana kan. Bahan sembako Bahkan naik segala macam, kalau bisa ditunda dulu lah sampai stabil. Apalagi kita kan baru pulih dari Pandemi gitu,” ujarnya.
Andi menyarankan Supaya bisa pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, sebab Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menjadi penyumbang terbesar pembelian Kendaraan Pribadi.
Sebelumnya, Ketua Dewan Keadaan Ekonomi Negara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan kenaikan PPN 12 persen mulai awal 2025 Tengah dibahas dan ada potensi diundur karena banyak penolakan.
“Ya, hampir Niscaya diundur, biar dulu jalan tadi yang (stimulus). Ya, kira-kira begitulah (menunggu stimulus),” ujar Luhut saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/11).
Ia menjelaskan gejolak penolakan kenaikan PPN 12 persen itu disebabkan masyarakat belum tahu pemerintah Tengah menyiapkan stimulus.
Menurut Luhut, penghitungan stimulus kemungkinan selesai sampai tiga bulan ke depan.
“Karena orang kan belum tahu kalau ada struktur ini (stimulus). Nanti biar dirapatkan dulu, (kemudian) Kepala Negara putuskan. Kira-kira berkembang di situ. PPN 12 persen itu sebelum itu jadi, Dianjurkan diberikan dulu stimulus kepada rakyat yang ekonominya susah, Kemungkinan lagi dihitung dua bulan, tiga bulan. Ada hitungan (untuk kelas menengah),” tutur Luhut.
(can/mik)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA