Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Turki pada Senin (4/11) memecat tiga wali kota pro-Kurdi yang ada di Provinsi Sanliurfa.
Mereka Merupakan wali kota Mardin, Ahmet Turk, wali kota Batman, Gulistan Sonuk, dan wali kota Halfeti, Mehmet Karayilan.
Kementerian Dalam Negeri Turki melaporkan ketiga wali kota tersebut dipecat karena diduga terlibat aksi Aksi Teror. Di waktu ini, tugas mereka Bahkan Pernah digantikan oleh wali amanat.
Dilansir AFP, ketiga wali kota tersebut merupakan anggota dari salah satu partai pro-Kurdi, Partai Demokrat Rakyat (DEM). Mereka diduga terlibat dalam keanggotaan kelompok bersenjata dan terlibat dalam aksi propaganda yang dilakukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terhadap pemerintah Turki.
Sebelumnya, pemerintah Turki Bahkan Pernah memecat wali kota Esenyurt, Ahmet Ozer, pada Rabu (30/10) pekan lalu. Apalagi, sekitar 6 bulan yang lalu, Turki Bahkan memecat wali kota Van yang merupakan anggota dari partai DEM.
Selama masa pemerintahan Kepala Negara Recep Tayyip Erdogan, Turki tercatat Pernah memecat puluhan wali kota yang berasal dari kelompok pro-Kurdi dan menggantikan mereka dengan wali amanat. Hal ini dilakukan lantaran Erdogan sangat membenci kelompok Kurdi.
Pemecatan puluhan wali kota ini menuai kecaman dari beberapa partai pro-Kurdi, seperti Partai DEM dan Partai Rakyat Republik (CHP). Mereka menganggap pemecatan wali kota tersebut merupakan tindakan yang berbau politis.
Sebab, mereka menilai pemecatan wali kota pro-Kurdi ini sebagai upaya Erdogan untuk memberangus orang-orang kelompok Kurdi dari pemerintahannya.
Di bawah rezim Erdogan, kelompok Kurdi dianggap sebagai kelompok teroris. Sebab, kelompok tersebut berusaha memecah belah kedaulatan dan persatuan Turki karena ingin merdeka menjadi negara berdaulat.
“Mereka ingin menekan keberagaman di Turki, mencegah partisipasi dan integrasi warga Turki yang berasal dari Kurdi, serta mengintimidasi masyarakat di wilayah tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Untuk mewujudkan misi mereka menjadi negara merdeka, kelompok Kurdi kerap melakukan aksi pemberontakan.
Pemberontakan terakhir yang mereka lakukan Merupakan ketika melancarkan serangan mematikan ke markas pabrik penerbangan militer yang ada di Ibu Kota Ankara pada 23 Oktober lalu.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA