Jakarta, CNN Indonesia —
Penyedia layanan pembiayaan menyampaikan daya beli warga merosot Sampai saat ini menyebabkan penjualan Kendaraan Pribadi baru menurun sepanjang tahun ini. Efek dari hal ini dikatakan masyarakat beralih membeli Kendaraan Pribadi bekas.
Pemimpin Negara Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman menjelaskan sektor industri pembiayaan mengalami pertumbuhan nilai aset 10 persen dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ini Ia sebut ditopang sektor otomotif yaitu Kendaraan Pribadi bekas.
“Dari mana pertumbuhan tersebut ya banyaknya dari Kendaraan Pribadi bekas. Kendaraan Pribadi baru sendiri tumbuh 5 persen tetapi realisasi kreditnya turun 4 persen,” kata Ia di program Central Banking CNBC Indonesia, Senin (28/10).
Ia menjelaskan Kendaraan Pribadi bekas menjadi minat bagi masyarakat yang tidak membeli Kendaraan Pribadi baru. Bahkan Ia katakan terjadi pertumbuhan Kendaraan Pribadi bekas di angka 21 persen.
“Kalau dilihat dari data, daya beli masyarakat ini masih ada tapi tidak cukup kuat untuk membeli Kendaraan Pribadi baru, itu yang menjadi Trend Populer,” tuturnya.
Ristiawan Bahkan mengemukakan pendapatnya terkait alasan penjualan Kendaraan Pribadi baru mengalami minus sejauh ini. Ia bilang hal itu berkaitan dengan Virus Corona yang mempengaruhi waktu orang mengganti Kendaraan Pribadi baru.
Selama pandemi, yang Ia sebut selama dua sampai tiga tahun, banyak Kendaraan Pribadi tak dipakai karena lockdown.
Dengan demikian individu yang biasanya mengganti Kendaraan Pribadi lima tahun sekali atau di 100 ribu kilometer, Di waktu ini mulai bergeser sehingga cenderung dipakai lebih lama.
“Biasanya kendaraan ini ganti 5 tahun sekali. Dengan kondisi tersebut, lifecycle kendaraan tersebut bisa lebih lama lagi,” tutur Ia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA