Jakarta, CNN Indonesia —
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 21 Skor atau minus 0,28 persen ke level 7.694 pada Jumat (25/10) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp9,3 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,8 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat dua kali, sementara tiga hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks pun melemah 0,84 persen.
Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 21 sampai dengan 25 Oktober 2024 kemarin, perdagangan saham ditutup positif.
Tercatat kapitalisasi pasar bursa mengalami perubahan sebesar 0,61 persen dari Rp12.967 triliun menjadi Rp12.888 triliun pada pekan lalu. Sementara, rata-rata volume transaksi harian mengalami peningkatan sebesar 16.96 persen dari 23,35 miliar menjadi 27,31 miliar lembar saham.
Kenaikan Bahkan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian, Dengan kata lain sebesar 9,04 persen dari 1,258 juta kali transaksi menjadi 1,372 juta kali transaksi. Adapun rata-rata nilai transaksi harian Bahkan meningkat sebesar 9,49 persen dari Rp10,92 triliun menjadi Rp11,96 triliun.
“Sedangkan, selama sepekan Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp617,11 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp40,9 triliun,” kata Kautsar seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (25/10).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
Pengamat Bursa Efek Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham Berencana bergerak cenderung melemah dalam rentang level support 7.595 dan resistance 7.834.
Hal tersebut seiring indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan penurunan dan moving average convergence/divergence (MACD) mulai melemah.
Oktavianus mengatakan pasar menantikan rilis data PMI manufaktur periode Oktober 2024 yang diperkirakan masih dalam zona kontraksi Berencana menekan pasar.
Terlebih lagi, ada Bahkan penantian rilis data Fluktuasi Harga. Menurut Ia, Bila Berulang deflasi secara bulanan, maka Berencana menjadi sinyal buruk untuk daya beli masyarakat yang Diprediksi dapat menekan pasar.
Di samping itu, Oktavianus Bahkan melihat pasar dipengaruhi oleh rilis data kinerja Sebanyaknya emiten pada kuartal III 2024.
Contohnya seperti PT Bank Central Asia (BCA) yang merilis data laba bersih kuartal III 2024 Rp41,07 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) yang mencetak laba bersih Rp15,75 triliun, Sampai sekarang PT Unilever Indonesia Tbk yang membukukan laba bersih Rp3,01 triliun.
“Pada saat ini Bahkan investor dapat menunggu momentum konfirmasi rebound IHSG dengan dapat melakukan buy on weakness di tengah rilis kinerja kuartal III 2024,” ujar Ia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (27/10).
“Terlebih Bila IHSG berhasil mempertahankan support MA20 dan 61,8 persen fib retracement atau di level 7.621 sehingga potensi rebound dapat terbuka,” imbuhnya.
Mengikuti analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SMGR yang ditutup menguat 2,33 persen ke posisi 4.390 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi SMGR dapat menyentuh level 4.640 pada pekan ini.
Kedua, saham PT Metrodata Electronics Tbk atau MTDL yang ditutup menguat 1,57 persen ke posisi 645 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi MTDL dapat menyentuh level 675 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksi untuk sepekan ke depan koreksi indeks saham Berencana relatif terbatas dan berpeluang menguat dengan support 7.595 dan resistance 7.790.
“Kami perkirakan, sentimen yang Berencana mempengaruhi antara lain Nilai Mata Uang IDR dan harga Barang Dagangan, rilis data makro AS seperti tenaga kerja, GDP dan personal income, rilis data manufaktur China, dan rilis data Fluktuasi Harga Indonesia,” ucapnya.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan, Dengan kata lain PT Barito Renewables Energy Tbk atau BREN yang ditutup di posisi 7.275 pekan lalu. Ia memproyeksi BREN dapat menyentuh level 8.350 pekan ini.
Selanjutnya, Herditya Bahkan merekomendasikan saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk atau WINS yang ditutup di level 550 pekan lalu. Ia memproyeksi WINS dapat menyentuh level 600 pada pekan ini.
Terakhir, Herditya Bahkan merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO yang ditutup di level 3.660 pekan lalu. Ia memproyeksi ADRO dapat menyentuh level 3.900 pada pekan ini.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA